Pendidikan agama Islam sering kali lebih berfokus pada pemahaman konseptual, seperti hafalan ayat-ayat Al-Quran dan hadis, tanpa memberikan penekanan yang cukup pada pembentukan karakter dan moralitas anak-anak. Kurangnya penekanan pada nilai-nilai Islam yang inklusif, seperti toleransi, kasih sayang, dan keadilan, dapat menyebabkan kurangnya kesadaran moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari anak-anak.Â
Cara mengatasinya:Â
* Mendorong refleksi dan diskusi mengenai nilai-nilai Islam yang relevan dengan situasi dan konteks masa kini.
* Mengintegrasikan pendekatan berbasis nilai dalam seluruh kurikulum pendidikan agama Islam, dengan memberikan perhatian pada pengembangan moral dan etika anak-anak.
* Memberikan contoh-contoh konkret dari kehidupan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang menunjukkan penerapan nilai-nilai Islam dalam praktek sehari-hari.Â
Dalil yang sesuai dengan masalah di atas yaitu Q.S Al-Ahzab ayat 21Â
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)Â
Dalil ini menggarisbawahi pentingnya mempelajari dan meneladani contoh Rasulullah SAW dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Dalam pendidikan agama Islam pada anak sekolah, mengambil teladan dari Nabi Muhammad SAW akan membantu mereka memahami dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka.Â
3. Tantangan dalam teknologi dan media sosial
Anak-anak saat ini terpapar dengan teknologi dan media sosial yang cenderung mempengaruhi persepsi mereka terhadap agama Islam. Informasi yang salah atau negatif dapat membingungkan dan mempengaruhi pemahaman mereka tentang agama.Â
Cara mengatasinya:Â