Mohon tunggu...
Leny Latifaturohmah
Leny Latifaturohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello. My name is Leny Latifaturohmah. I have an interest in data science and graphic design. Usually I use my spare time to edit photos and videos. I need a long time for that. Meticulous in everything, punctuality, and discipline is important to me. No wonder people call me a perfectionist.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi Chatbot dan Tantangan Privasi dalam Pengumpulan Informasi Digital

6 September 2024   00:14 Diperbarui: 6 September 2024   00:16 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi infografik chatbot dengan pengguna. (Sumber: Freepik.com)

Hal ini menunjukkan adanya risiko bahwa pendekatan percakapan, yang menyerupai interaksi manusia, dapat memicu perasaan manipulasi atau intrusi bagi beberapa pengguna. Ini menjadi peringatan bagi pengembang sistem informasi untuk tidak hanya berfokus pada pengumpulan data, tetapi juga bagaimana menjaga kepercayaan pengguna dan meminimalkan kekhawatiran privasi.

Dengan prediksi pasar chatbot global yang akan tumbuh dari 41 miliar dolar AS pada 2021 menjadi lebih dari 290 miliar dolar pada 2025 (Statista, 2022), implementasi teknologi berbasis percakapan tidak dapat diabaikan. Teknologi ini bukan hanya alat pengumpulan informasi, tetapi juga alat yang kuat untuk membangun kepercayaan dan hubungan jangka panjang dengan pengguna. Peningkatan ini dapat berdampak besar pada konversi penjualan, keterlibatan pengguna, dan kepuasan pelanggan di masa depan.

***

Dari hasil penelitian Adam dan Benlian (2023), jelas bahwa teknologi berbasis percakapan seperti chatbot menawarkan potensi besar untuk meningkatkan keterlibatan pengguna dan pengumpulan informasi. Penggunaan gaya percakapan dan pemicu resiprokasi terbukti efektif dalam mendorong keterbukaan pengguna, tetapi harus diimbangi dengan perhatian terhadap kekhawatiran privasi. Meskipun teknologi ini mampu meningkatkan pengungkapan informasi hingga lebih dari 20%, pengembang harus berhati-hati agar tidak memicu rasa ketidaknyamanan atau manipulasi.

Dengan pertumbuhan pasar chatbot yang diperkirakan akan mencapai 290 miliar dolar pada 2025, penting bagi perusahaan untuk memanfaatkan teknologi ini secara bijak. Kombinasi antara interaksi yang alami, transparansi, dan penghargaan terhadap privasi pengguna akan menjadi kunci kesuksesan. Pada akhirnya, teknologi percakapan yang dirancang dengan baik bukan hanya meningkatkan interaksi, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara pengguna dan perusahaan.

Referensi

Adam, M., & Benlian, A. (2023). From web forms to chatbots: The roles of consistency and reciprocity for user information disclosure. Information Systems Journal, 34(4), 1175-1216. https://doi.org/10.1111/isj.12490

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun