Hari ini banyak orang hidupnya makin tidak realistis. Terlalu bergelimang mimpi, hingga kian jauh dari kenyataan. Katanya, dunia sudah berubah dan tidak lagi berpihak kepadanya. Berkeluh-kesah dan merasa dirinya jadi korban perbuatan orang lain. Serem banget sih, sampai sebegitunya hidup ditakuti.
Kebiasaan buruk, sudah berapa banyak orang terjebak di dalamnya. Membuang waktu untuk hal yang sia-sia. Ber-medsos ria hingga berlama-lama. Nongkrong untuk urusan yang tidak penting. Bahkan gagal untuk memperbaiki sesuatu yang harusnya diperbaiki. Bila sudah begitu, terus mau bagaimana lagi?
Yang agak fatal, merasa punya pergaulan tapi terbatas. Terbatas pada orang-orang yang mementingkan gaya hidup, terbatas pada lingkungan yang banyak gosip dan keluh-kesahnya. Terbatas semuanya, apalagi kepedulian sosialnya hampir hilang. Maka di situlah, pentingnya memilih tempat bergaul dan lingkungan yang sehat dan nyaman. Teman-teman yang masih menjaga optimisme, mau berbuat baik dan menebar manfaat apapun kondisinya.
Atas dasar itulah, para relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak mendedikasikan diri untuk mengabdi di taman bacaan. Walau hanya membimbing anak-anak yang membaca, mengajar calistung kelas prasekolah, mengajar kaum buta aksara, hingga menjalankan motor baca keliling. Tujuannya hanya sederhana, bertahan dalam pergaulan yang positif dan selalu punya ruang untuk menebar manfaat kepada orang lain. Apapun alasannya. Relawan harus berkiprah dan mengabdi dalam lingkungan yang sehat dan positif.
Menjadi relawan taman bacaan, disadari, bukan karena sudah sempurna. Justru menjaga tradisi belajar yang berkelanjutan, utamanya menjalin interaksi sosial. Selalu menemukan apapun yang perlu diperbaiki. Dan yang tidak kalah penting adalah ikhtiar untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. Dan untuk itu, dibutuhkan lingkungan yang sehat dan mentor yang baik.
Ketahuilah, hidup tidak selalu menjadi lebih baik. Namun, diri kitalah yang harus berubah menjadi lebih baik. Menjadi pribadi yang lebih peduli sosial, lebih berpihak pada orang kecil, bahkan berani m lakukan aksi nyata, bukan lagi sekadar diskusi atau narasi. Menempatkan diri di lapangan, di masyarakat dan berhadapan langsung dengan dunia nyata. Hingga akhirnya kita menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih lembut. Di mana pun hingga kapan pun.
Hanya ngga akhirnya terukir cerita indah tentang anak manusia. Ketika seseorang yang berhasil melewati kehidupan, seberat apapun. Seperti kiprah relawan taman bacaan yang dilihat penuh takjub oleh alam semesta. Salam literasi #RelawanTBM #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI