Mohon tunggu...
Lentera Pustaka
Lentera Pustaka Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Pegiat literasi yang peduli terhadap gerakan literasi dan pendidikan anak di Indonesia. Hanya untuk berbuat baik dan menebar manfaat melalui buku-buku bacaan. Bermukim di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Salam literasui

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Catatan Literasi: Nggak Usah Merasa Bersalah untuk Orang Toxic

23 Januari 2025   11:10 Diperbarui: 23 Januari 2025   11:10 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegiat literasi taman bacaan (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Konkret saja, siapapun tidak perlu merasa bersalah karena menyingkirkan orang-orang negatif yang beracun dari hidup kita. Orang-orang toxic yang bisa dijumpai di berbagai tempat: mulai dari tempat kerja, pertemanan, hingga hubungan asmara.

Sebut saja orang-orang toxic. Pasti, energi kita akan terkuras habis. Karena terlalu banyak hal-hal negatif yang dibahas. Sepertinya hidup sebatas keluh-kesah, masalah, dan pesimisme. Peluang, potensi, dan optimisme seakan tertutup di mata orang-orang toxic. Hal-hal yang harusnya dilihat secara positif dan potensial justru dipandang buruk dan pesimis oleh orang-orang toxic. Semuanya jadi serba salah. Masalah hanya dilihat sebagai luka dan menempatkan diri sebagai "korban". Kita jadi disuruh ikut sedih dan meratapi keadaan.

Nggak usah merasa bersalah untuk orang-orang toxic, orang-orang yang pikirannya negatif terus-menerus tanpa bisa dihentikan. Dia yang tertekan, kita disuruh ikut tertekan. Dia yang pikirannya jelek, kita disuruh ikut jelek. Maka sekarang, sudah waktunya menempatkan batasan untuk tidak menerima hal-hal yang kurang layak dari orang-orang toxic.

Tidak peduli siapapun. Kita harus mulai berani untuk menjauhkan diri dari orang-orang toxic. Tidak perlu memberikan ruang bagi orang-orang yang kerjanya meratapi keadaannya sendiri, hingga bersikap seolah-olah dia satu-satunya pemilik masalah. Sama sekali pergaulan yang tidak sehat, membebani hal-hal yang baik bahkan bisa membuat merasa lelah dan tidak bermutu. Bikin jadi apatis, tidak mau berbuat apa-apa. Padahal, the show must go on.

Berubahlah dari pikiran negatif, pergilah dari ratapan diri sendiri. Perbaiki semua Nita, baguskan ikhtiar dan berdoalah kepada Yang Maha Kuasa. Karena tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi. Masalahnya, tinggal mental dan pikiran kita saja. Mau optimis atau pesimis, mau ikhtiar atau apatis. Namun demi kesehatan jiwa, mental, dan pikiran nggak masalah bila menjauh dari orang-orang toxic.

Di luar sana, ada pekerjaan besar yang lebih hebat. Berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama, berkiprah sosial di taman bacaan, memperbaiki peradaban umat dan banyak lagi yang baik. Banyak yang bisa dikerjakan lebih baik, lebih besar. Daripada sekadar meratapi keadaan atau menjadikan diri sebagai "korban" dari perbuatan orang lain. Jadi, nggak usah merasa bersalah menghindari orang-orang yang pikirannya negatif.

Keluarlah dan jauhi yang tidak bermanfaat, untuk diri sendiri atau orang lain. Bikin batasan untuk melindungi energi dan ruang mental yang sehat. Bikin jarak untuk tetap melihat segala sesuatu secara lebih positif ketimbang berpikir negatif. Sebab, semakin sedikit kita berhubungan dan menanggapi orang-orang yang beracun dan apatis maka kita akan semakin sehat dan produktif. Semakin dekat dengan tujuan, bukan justru menghentikan tujuan yang baik.

Ketahuilah, hidup terlalu singkat untuk dihabiskan dengan orang yang tidak menghargai nilai dari dirinya sendiri. Apalagi tidak menghargai orang lain. Jangan anggap menjauhi toxic people sebagai hal jahat. Tapi itu adalah solusi dan sikap terhadap diri sendiri untuk menjadi lebih baik, lebih Bernai membuka ruang untuk hal-hal yang positif

Seperti berkiprah di taman bacaan, beranilah untuk berjalan menjauh dari situasi toxic. Karena waktu dan kita sangat berharga untuk orang lain. Maka untuk menambah imunitas dalam berkiprah secara sosial, salah satunya jauhi orang-orang toxic. Nggak usah meras abersalah untuk pikiran buruk dan mental yang tidak menyehatkan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Anak-anak taman bacaan (Sumber: TBM Lentera Pustaka)
Anak-anak taman bacaan (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun