Mohon tunggu...
Lentera Pustaka
Lentera Pustaka Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Pegiat literasi yang peduli terhadap gerakan literasi dan pendidikan anak di Indonesia. Hanya untuk berbuat baik dan menebar manfaat melalui buku-buku bacaan, salam literasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Doa Seorang Rakyat, Semoga Terpilih Pemimpin Daerah yang Amanah dan Tahu Diri

27 November 2024   07:57 Diperbarui: 27 November 2024   08:05 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang rakyat lagi membaca (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Hari ini, 27 November 2024, hari pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di Indonesia. Ada 545 daerah yang menggelar Pilkada 2024. Terdiri dari 37 provinsi memilih gubernur dan wakil gubernur, 415 kabupaten memilih bupati-wakil bupati, dan 93 kota memilih wali kota-wakil wali kota. Momen bersejarah untuk bangsa Indonesia dan daerahnya masing-masing.

Selalu ada cerita di balik pilkada. Mulai dari anak sekolah yang katanya dikeluarkan dari sekolah karena orang tuanya punya pilihan calon yang berbeda. Ada pula bekas presiden yang "turun gunung" hanya ingin memenangkan caloin tertentu, asal berbeda dari bekas partainya dulu. 

Ada pula bekas gubernur yang ikut kampanye dan memilih calon tertentu, asal beda dari yang didukung si bekas presiden. Tapi yang paling banyak, dari kemarin hinggu subuh tadi masih banyak RT/RW atau tetangga yang bolak-balik membaca amplop untuk menyerahkan "serangan fajar". Agar calonnya -- kandidatnya dipilih dan terpilih. Pilkada, pilkada, segala rupa "dihalalkan" demi kekuasaan.

Sebagai seorang rakyat, mungkin saya hanya bisa berdoa. Semoga terpilih pemimpin daerah yang AMANAH dan TAHU DIRI. Itu saja, pemimpin yang Amanah dan tahu diri. Bangsa ini dan daerah-daerah yang pengen maju hanya butuh "pemimpin yang amanah dan tahu diri". Bukan pemimpin daerah yang ingkar janji, apalagi koruptif. Bukan pemimpin yang khianat dan tidak tahu diri. Pemimpin yang begitu punya kekuasaan jadi lupa diri dan tidak amanah.

Pemimpin amanah itu penting. Agar kepercayaan rakyat benar-benar dijalankan dengan baik. Kekuasaan yang diraih memang untuk memajukan daerahnya dan menyejahterakan rakyatnya.Karena jabatan gubernur, bupati atau wali kota hanya titipan. 

Jadi memang harus amanah, atas "titipan" suara rakyat yang telah memilihnya. Susah bila pemimpin tidak amanah. Orang yang tidak Amanah biasanya tidak akan menepati janji, tidak jujur, tidak bertanggung jawab atas apa yang diomong dan diucapkan. 

Bahkan akhirnya, jabatan dan kekuasaan hanya dipakai untuk keuntungan diri sendiri, keluarga, dan kelompoknya saja. Coba cek saja, banyak banget pemimpin daerah yang tidak amanah. Akhirnya kena OTT KPK, pemimpinnya ngetop dan jago ngomong tapi daerahnya tetap gitu-gitu saja.

Semoga juga dari Pilkada 2024 ini lahir "pemimpin yang tahu diri". Karena sekarang banyak pemimpin akhirnya tidak tahu diri. Sudah jadi bekas presiden gayanya masih kayak presiden. Pemimpin daerah yang tahu diri itu sadar atas keadaan dirinya dan rakyatnya, seperti apa? Pemimpin yang paham kelebihan dan kekurangannya. Lebihnya untuk menjalankan amanat rakyat, kurangnya untuk introspeksi diri. 

Sangat penting, penimpin yang tahu diri sekarang. Agar tidak menyakiti hati rakyatnya. Hanya pemimpin yang tahu diri yang akan memajukan daerahnya, menyejahterakan rakyatnya, dan berkontribusi positif terhadap daerahnya selama jadi pemimpin.  Bukan pemimpin yang lupa diri, bukan pemimpin yang "loncat pagar" dari partai pengusungnya setelah berkuasa. Pemimpin harus tahu diri.

Pilkada serentak, tentu bukan hanya proses demokrasi. Bukan hanya menyuruh-nyuruh rakyat menggunakan hak suara. Bukan cuma slogan pilkada yang riang gembira. Bukan pula sebatas pilkada yang aman dan damai. Dari dulu, rakyat juga aman-aman dan damai-damai saja. Justru yang merusak rakyat, mengecewakan rakyat itu pemimpinnya. Pemimpin yang salah pilih, pemimpin yang tidak Amanah dan tidak tahu diri,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun