Mohon tunggu...
Lentera Pustaka
Lentera Pustaka Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Pegiat literasi yang peduli terhadap gerakan literasi dan pendidikan anak di Indonesia. Hanya untuk berbuat baik dan menebar manfaat melalui buku-buku bacaan, salam literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dangerously Perfect, Peringatan Darurat dari Taman Bacaan

22 Agustus 2024   10:02 Diperbarui: 22 Agustus 2024   10:08 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Saat membaca novel "Dangerously Perfect" karya Shita Hapsari, sepintas ada benarnya bahwa manusia hanya bisa menerima realitas sampai dia memutuskan mencari jalan keluar secara darurat. Berusaha sempurna untuk dirinya tapi sangat berbahaya untuk orang lain, dangerously perfect. 

Mungkin itulah pesan "peringatan darurat" dari taman bacaan. Ketika putusan MK yang sesuai dengan hati nurani rakyat, justru "dibegal" oleh DPR. Ketika seorang yang mem-branding diri "tukang kayu" pada akhirnya bertindak seperti "raja". Bahkan ketika awal berkuasa didorong dan diusung ke Jakarta, lalu "menikung" meninggalkan yang mengusungnya. Apa lagi namanya kalau bukan dangerously perfect! Sudah segitu saja, jangan diteruskan ...  

 

Hati-hati, terkadang kesempurnaan itu berbahaya. Berapa banyak orang yang mengagumi kesempurnaan, Mau jadi manusia sempurna di mata orang lain, tapi akhirnya bertindak zolim bahkan tidak lagi peduli pada banyak orang. Hanya peduli pada diri sendiri, karena obsesinya menjadi "manusia sempurna". Entah kata siapa?

Realitasnya suatu kali, ada yang bengkok dibilang lurus. Ada yang lurus justru dibengkokkan. Maka peringatan darurat dari taman bacaan menegaskan jangan takut untuk menjadi lurus. Asal sesuai hati Nurani dan demi kebenaran. Sekalipun banyak tekanan, tantangan bahkan kesulitan. Tapi pada akhirnya kekuatan sejati pasti ada dan berasal dari kemauan untuk memegang nilai-nilai kebenaran.

Terkadang di luar sana, ada orang yang terkesan bertindak baik tapi pikirannya jahat. Tingkahnya sederhana tapi pikirannya tamak. Maka jangan biarkan dunia yang tidak adil mengubah siapa diri kita. Teruslah berpegang pada kebanaran, selalu berbuat baik dan menebar manfaat di manapun. Jangan seperti politisi yang merasa baik karena ada maunya. Ketahuilah, biar bagaimana pun paku lurus yang tumbang akan tetap lebih kuat daripada seribu paku bengkok yang tersisa.

Untuk siapapun yang memperjuangkan kebenaran, kemsalahatan umat teruslah berjuang. Kita tidak sendirian, selalu ada "tangan Tuhan" yang nantinya memberikan ganjaran. Toh, pada akhirnya yang lurus akan tetap lurus dan yang bengkok akan terkuak. Ingat, dangerously perfect!

Seperti berkiprah di taman bacaan, bukan mencari kesempurnaan. Tapi menjadi ladang amal untuk membiasakan berbuat baik dan menebar manfaat. Walau hanya dengan menyediakan akses bacaan. Bertindak konkret sediakan tempat membaca, daripada sekadar bernarasi tentang rendahnya minat baca tanpa mau sediakan tempat membaca. Ini zamannya bertindak, bukan lagi berdiskusi.

Melayani anak-anak yang membaca, mau sedikit atau banyak, tersembunyi atau tampak, pasti akan berbuah kebaikan. Pasti akan mendapat ganjaran dari-Nya. Tidak ada yang sia-sia dari perbuatan baik yang ditorehkan. Semua akan dibalas, dengan sepantasnya. Tidak perlu sempurna di taman bacaan, lebih baik berkarya untuk anak-anak bangsa.

Dangerously perfect, sebuah peringatan darurat dari taman bacaan. Jangan lagi mengejar kesempuraan, agar dikagumi atau dipuji banyak orang. Cukup kerjakan yang baik dan tebarkan manfaat. Agar terhindar dari dua hal yang paling dibenci manusia, yaitu omong kosong dan otak kosong, Bacalah ... Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun