Mohon tunggu...
Lentera Pustaka
Lentera Pustaka Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Pegiat literasi yang peduli terhadap gerakan literasi dan pendidikan anak di Indonesia. Hanya untuk berbuat baik dan menebar manfaat melalui buku-buku bacaan, salam literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tetaplah Bersyukur Sahabat, Jangan Banyak Keluh Kesah

9 Agustus 2024   07:50 Diperbarui: 9 Agustus 2024   07:55 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetaplah Bersyukur Sahabat ...

Terkadang kita menilai hidup orang lain enak enak saja. Padahal, kita tidak tahu masalah besar apa yang dihadapinya. Bedanya, sebagian orang cukup diam dan tetap bersyukur atas masalahnya. Sementara sebagian yang lain, senangnya berkeluh-kesah bahkan mengumbar masalahnya. 

Sesungguhnya, apa yang kita ketahui itu hanya setetes air. Sementara yang kita tidak ketahui seluas lautan. Maka tidak usah mengadu atau bergantung pada manusia. Karena manusia itu pun sedang mencari tempat bergantung untuknya.

Tetaplah bersyukur sahabat. Kita diberi keadaan sehat saja sudah luar biasa. Masih bisa makan dan berjalan pun nikmat yang luar biasa. Apalagi masih bisa membaca buku, menikmati waktu senggang bahkan menebar manfaat kepada sesama. Apalagi yang jau dikeluhkan? Syukuri apa yang ada dan dimiliki. Karena tidak semua orang bisa seberuntung kita hari ini. Silakan cek di luar sana.

Lihatlah, berapa banyak sebagian dari kita. Allah beri ujian berupa sakit dan kelaparan. Di tempat lain anak-anak dan orang tua dilanda perang hingga nyawanya terancam. Sementara kita di sini, masih bisa ngobrol, ngopi-ngopi walau hanya punya uang sedikit. Masihkah kita melulu berkeluh-kesah? Hingga akhirnya lupa bersyukur.

Entah kenapa, terkadang kita sering lupa untuk bersyukur hanya karena datangnya sedikit kesulitan. Tidak sabar dalam kepayahan, terlalu cepat menyimpulkan sebelum bersabar. Sementara di tempat lain, tidakkah kita lihat mereka yang untuk makan saja harus menarik gerobak di tengah jalan. Berjibaku dengan terik panas matahari hingga gelap malam. Dan pergilah ke rumah sakit, lihat juga mereka yang hanya untuk bernafas saja harus dibantu dengan selang oksigen. Jadi, di mana rasa syukur kita?

Sementara kita hingga kini, masih bebas menghirup udara tanpa sedikitpun Allah pinta bayarannya. Masih bisa tertawa dan menikmati gorengan di pinggir jalan. Bilapun ada sedikit masalah itu lumrah. Tapi yang penting, tetap sabar dan teruslah bersyukur.

Dan saat punya masalah, jangan pernah berkeluh kesah kepada siapapun selain Allah. Jangan pernah adukan rasa susah kepada orang lain. Karena biasanya, orang lain pun tidak peduli atas kesusahan kita. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang memang senang bila kita ditimpa kesusahan. Realitasnya begitu dan silakan direnungkan saja.

Tetaplah bersyukur sahabat. Sambil tetap memperbaiki niat, membaguskan ikhtiar dan perbanyak doa. Dan jangan lupa untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat seperti berkiprah di taman bacaan. Mengabdi atas nama kemanusiaan walau hanya dengan menyediakan tempat membaca.

Jadi hari ini, katakan "Maka nikmat mana lagi yang harus saya dustakan." Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun