Jujur, saya sangat apresiasi dan mendukung Pak Fahtul yang Rektor UII karena tidak mau dipanggil "prof" atau "profesor", selain untuk urusan akdemik seperti ijazah dan transkrip nilai mahasiswa. Keputusan Pak Fathul harus dihormati (walau mungkin banyak yang tidak setuju). Tapi permintaan tidak mau dipanggil profesor Pak Fathul harus dilihat sebagai otokritik seorang guru besar dan kampus, atas beberapa alasan berikut:
1. Perlunya upaya desakralisasi jabatan atau pangkat profesor. Profesor bukan "kasta" melainkan capaian dedikasi ilmiah dan akademik sehingga jangan malah menciptakan jarak sosial atau status di kalangan kampus itu sendiri.
2. Profesor sebagai capaian akademik di kampus, bukan malah jadi status sosial yang kini diburu banyak orang (apalagi di luar kampus) sehingga menghalalkan segala cara untuk meraih gelar profesor atau pengen dipanggil "Prof", sangat kerdil sekali bila hanya sebatas itu.
3. Profesor itu justru melekatkan seseorang terhadap tanggung jawab ilmiah untuk berkontribusi secara keilmuan dan selalu melantangkan kebenaran ilmiah. Bahkan ada tanggung jawab sosial seorang profesor untuk mengkritisi kebijakan pemerintah atau publik secara objektif, bukan malah menjadi status biar dianggap keren.
4. Siapapun yang bergelar profesor landasannya moral, bukan material apalagi hanya untuk popularitas. Profesor itu hidupnya di kampus, bukan lebih banyak di luar kampus. Profesor sebagai jalan moral, bukan jalan material.
5. Profesor itu amanah besar untuk menjunjung tinggi ilmu yang bisa dimplementasikan ke masyarakat, bukan untuk kepentingan status individu. Sama sekali tidak relevan tanggung jawab akademik dibawa-bawa ke ranah publik, apalagi hanya untuk sebutan atau dokumen seperti kartu nama.
Jadi, jangan panggil lagi profesor, Cukup panggil Pak atau Bu! Agar tidak ada jarak sosial antara orang kampus dengan rakyat jelata. Ilmu dan pemilik ilmu itu harus lebih egaliter, lebih membumi agar lebih banyak manfaatnya kepada umat. Untuk apa jadi profesor, hanya untuk keren-kerenan di publik. Terima kasih Pak Fathul, salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen