Dapatkah sebuah hati-rasa mendapatkan ruang dalam kesendirian?
Nyatanya tak semua yang hadir adalah takdir
Beberapa melewatkan pendar-pendar lampu yang menyala
Yang lainnya meringis pilu di ujung nestapa
Aku merangkak meraih ujung lara
Lalu hangus dalam puisiku sendiri
Sambil menerka dalam ratapan kesunyian
Aku megira gerimis yang akan hujan
Tak ada persiapan untuk sebuah perpisahan
Aku terlalu tertipu dengan kesenangan senyum dalam nestapa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!