Kamu gak sadar ya, udah dibikin sibuk...
Berbaku kata dan kalimat,
Meski katanya demi bela negara
Padahal kan sudah ada tentara....
Ah, andai negara mewajibkan semua warganya
Untuk ikut wajib militer, kamu mau kah?
Lumayan, ngurangi jumlah bayar pajak...
Kamu gak sadar ya, udah dipaksa...
Beradu opini, unjuk kompetensi
Hingga lupa diri, dan anak istri
Bahkan budi pekerti dan harga diri..
Padahal itu jadi bahan medsos dan televisi
Yang saling berkompetisi untuk rating yang tinggi...
Kamu gak sadar ya, udah diajak berjudi...
Mengabaikan kewajiban, menyisakan permusuhan,
Melupakan persaudaraan, harga diri digadaikan?
Bukankah itu sama dengan judi?
Ya, judi bukan hanya bertaruh uang dan harta,Â
Lalu siapa yang diuntungkan, teman?
Kamu gak sadar ya, udah dipermainkan,
Oleh sejumlah kepentingan,
Yang jauh lebih luas dari sekedar jaringan
Seukuran jaring laba-laba atau jaring nelayan
Atau seukuran kepalan tangan,
Atau seukuran besarnya otak di kepala
Ya, ukuran jaringan itu, seluas dunia, kawan...
Kamu gak sadar ya, udah dihasut,
Dengan kejamnya lidah dan jahatnya hasat,
Karena ambisi mereka yang berhasrat dengan syahwat,
Pada kekuasaan dan popularitas yang amat berat
Padahal semua sudah diatur-NYA,
Atau diatur mereka..., semua kembali ke niat...
Kamu gak sadar ya, tindakanmu telah melewati batas
Norma, agama, budaya dan realitas...
Bahkan logika sehat jadi dilindas dan tertindas...
Dan yang kamu inginkan menjadi bias...
Meski dasarnya agama yang penuh kasih...
(diam itu emas--belajar dari para politisi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H