Mohon tunggu...
lentera di bukit jimbaran
lentera di bukit jimbaran Mohon Tunggu... profesional -

lahir di jakarta, tumbuh, malang melintang dalam kehidupan metropolis jakarta dengan segala hiruk pikuknya dan ketika orde baru tumbang lalu hijrah ke Bali, sampai sekarang. senang menulis apa saja, mengolah kata-kata menjadi kalimat-kalimat dan paragraf, selain untuk ungkapkan rasa dan pikir, juga dalam rangka karsa-nya sebagai lentera, berbagi terang yang menghangatkan kepada sekitar. saat ini masih tetap berproses menjadi \\\"manusia yang adaptable, understanding, dan rahmat bagi alam semesta\\\".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sapi Punya Susu, Lembu Punya Nama

4 Maret 2010   02:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:37 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peribahasa itu diungkapkannya kemaren. Pertama gue ga ngerti, gue cuekin. Sampe kemudian gue tau maknanya, sesuai konteks pembicaraan kami yang makin dalem.
Peribahasa itu pun baru gue denger kemaren, meskipun 4 tahun gue pernah kuliah di jurusan bahasa dan sastra Indonesia.

Lalu gue bilang, apa boleh buat, lembu sudah terlanjur punya nama, meski sapi yang memproduksi susu...

Silahkan diumumkan, press conference sekalian. Gue ga masalah, sebab toh nanti lo akan terpercik air yang lo tepuk sendiri di dulang. Selama ini gue udah berusaha menutupi identitas lo, gue udah berusaha menjadi orang lain yg menyuarakan hati lo, pikiran lo, ide2 lo (kadang2 ide kita berdua. Jadi kadang gue menjadi gue sendiri, saat lain gw menjadi diri lo).

Lagi pula, kerugian materil buat lo ga ada, sebab susu yang lo produksi belum dipatenkan. kerugian moril juga ga ada, sebab gue ga pernah menjadikan susu lo tercemar.

Lain halnya dengan kisah para selebritis yg emang butuh punya 'nama', dan mereka rela bertengkar untuk itu, sehingga baik sapi atau pun lembu sama-sama ga punya nama, nilai jual susu sapi pun turun.

Nah, kalo lo? He he he, kayanya yang rugi malah bakalan adanya di lo...

Jika kemudian si lembu punya nama karena susunya sapi, maka sebaiknya lo anggap nama itu juga buat lo. pujian-pujian itu adalah buat lo, karena nikmatnya susu yang lo produksi. Tetapi jika yg terjadi sebaliknya, maka biarlah si lembu yang menanggung resiko, sehingga biarlah lembu saja yang hitam, dan sapi tetaplah putih, seputih susu yang dihasilkannya.
Sapi mendapat pahala dari kebaikan susunya, lembu mendapat dosa karena memanfaatkan susu si sapi untuk memperoleh 'nama'....

Biarlah orang gak perlu tau itu, sebab pahala dan dosa hanya akan menjadi catatan-Nya, bukan urusan kita.

(Tapi karena gue udah mengakui dan lo pun menerimanya, masih pantaskah si lembu menanggung dosa? he he he...)

Sebab dosa itu ada jika yg kita sakiti tak memaafkan kita.

Jadi, kawan... lo mau maafin gue, kan? Supaya pahala buat lo tetap ada selama orang minum susu lo. Jangan sampe pahala itu habis, hanya karena 'nama' yang disandang si lembu membuat lo iri hati. jangan sampe rusak susu sebelanga hanya karena nila setitik. Bukankah 'nama' itu hanya duniawi, sifatnya tak kekal dan fana, sedang pahala itu ukhrawi, kekal abadi... Mana yang lo mau?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun