Mohon tunggu...
Lensa Reza
Lensa Reza Mohon Tunggu... Administrasi - Penggembira

Bencilah aku sesukamu.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nasip Guru tua ku

22 Mei 2011   09:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:22 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sedikit teringat cerita dari temen ku saat smp dahulu yang berhubungan tentang profesi guru, saat seorang guru yang dari dulu kesejahteraannya yang memang kurang terperhatikan dan kurangnya tunjangan ya flash back sih, aq teringat cerita temen ku ini, Dulu ada seorang bapak tua berjualan di pinggir jalan menggelar lapak yang penuh dengan penghargaan dan sertifikat yang bila dilihat dari dekat menunjukkan nama bapak itu berprofesi sebagai guru yang dahulu teladan dan disegani banyak orang, sekarang hanya menjadi seorang bapak tua tanpa apa-apa yang hanya berjualan barang yang memang tidak laku dijual karena hanya sertifikat dan penghargaan dari negara atas nama pribadi, konon katanya bapak tua itu dulunya seorang guru yang dihormati, disegani oleh banyak orang dan disukai murud-muridnya, bahkan bapak tua itu dulu juga berprestasi, mengabdi untuk masyarakat pula, banyak sumbangsih pikirannya untuk masyarakat yang tidak bisa dihitung jumlahnya.

Banyak murid-muridnya yang menjadi orang-orang besar karena tangan dingin bapak itu, dan sekolah tempat bapak mengajar itu menjadi sekolah faforit di daerahnya hingga bapak tua itu pensiun sekarang, tapi saat pensiun sekarang entah kenapa bapak tua itu tiba-tiba mengelar lapak dan berjualan seluruh penghargaan dan sertifikat yang didapatnya dahulu, salah seorang tetangganya bercerita bahwa bapak itu terhimpit hutang untuk membayar kuliah anaknya yang jauh dibandung sana, uang pensiun itu tak cukup untuk menutup hutang nya itu, setiap hari bapak itu berjualan walaupun tak ada dagangan yang laku, bapak itu tetap berjualan, entah kenapa bapak tua itu berjualan barang yang memang tidak laku dipasaran, banyak tetangga yang simpati denganya, tapi bapak tua itu tak mau berteduh dibawah belas kasian orang lain, bapak tua itu tetap ingin berusaha sendiri dengan fisik tua nya itu.

***

Suatu ketika ada seorang pemuda tampan, penampilannya layaknya pengusaha sukses, yang turun dari mobil import, dan sopan santun laku nya menghampiri lapak orang tua itu entah sekedar melihat-lihat atau akan membeli,

Pemuda: " Ini barang jualan bapak?"

Bapak tua: " iya nak, hanya ini barang yang bs bapak jual"

Pemuda: "ohh, kenapa bapak menjual barang pribadi yang mungkin penting bagi bapak ini?"

Bapak tua: " bapak terjerat hutang nak, untuk melunasi hutang tersebut bapak terpaksa menjual barang-barang ini, karena sudah tidak ada barang yang bs bapak jual lagi nak"
Pemuda: " satu lembarnya bapak jual berapa?"

Bapak tua: " 20 ribu untuk penghargaan dari negara dan untuk sertifikat 15 ribu nak, kamu berminat membelinya nak?
Pemuda: " Iya pak, saya beli semua nya ya pak 200 rb cukup pak?"
Bapak tua: " alhamdulilah, lebih dari cukup nak, terimakasih"

Pemuda itu sambil tersenyum pergi membawa semua barang dagangan bapak tua itu, bapak tua itu seperti mimpi di siang bolong karena barang dagngan nya semua laku, tidak sia-sia bapak itu berjualan selama 2 minggu berturut-turut, segeralah pulang bapak tua itu dengan gembira dan tidak sabar membawa berita gembira ini kepada istrinya dirumah.

Saat tiba dirumah, bapak tua itu disambut dengan riang gembira oleh istrinya, bapak tua itu kaget, bak tersentak mengira istrinya bs membaca pikirannnya dari jauh, ternyata tidak, dirumahnya penuh dengan parcel dan bingkisan layaknya ada yang hajatan, lalu sang bapak tua bertanya kepada istrinya

Bapak tua: " loh buk, kok banyak bingkisan, siapa yang nitip buk?"

Istri: " itu adalah titipan buat pakne dari seorang pemuda pakne, pemuda itu juga nitip uang buat pakne"

Bapak tua: " lha, siapa pemuda itu? kok tiba-tiba kayak gini."

Istri: " dia menitipkan surat ini buat pakne."

Lalu bapak tua itu membuka surat dan membaca nya perlahan di atas kursi tuanya,

" Assalammualaikum wr.wb bapak Sukerno, gimana kabr bapak??, maaf membuat bapak terkejut dan tidak memberitahu bapak sebelumnya, maaf juga saya tidak bisa bertemu bapak karena saya harus kelondon untuk memimpin perusahaan baru, mungkin bapak lupa dengan saya, tapi saya tak pernah lupa dengan bapak, apa yang bapak ajarkan, dan didikan bapak yang membuat saya seperti ini bapak, terima kasih bapak, mungkin banyak nya bingkisan dan uang yang saya berikan tidak bisa membalas jasa bapak kepada saya, hingga saya menjadi seorang seperti ini, terimakasih bapak atas segala yang bapak ajarkan kepada saya secara ikhlas, dan tanpa pamrih, terima kasih bapak atas semua nya. salam dari saya buat semua keluarga ya pak.

alumni Sma tirtonirmolo angkatan 2006 LENSA REZA SATRIA yang kini

karena bapak sudah bis bergelar Prof.Dr. M.Pd. di universitas yogyakarta

Terimakasih bapak.

Surat yang ternyata dari seorang murid didikan nya dahulu sewaktu masih mengajar dan lulus dengansukses, bapak tua itu meneteskan air mata, karena murid yang dahulu biasa saja, karena ketulusan didikannya menjadi orang yang sukses dan berakhlak dan tentunya tidak melupakan masa lalunya, dan tak pernah lupa akan jasa gurunya itu yang kini hidup di usia senja dan terhimpit oleh musibah hutang.

Sedikit cerita dari saya yang mendengar cerita itu dari seorang teman dahulu smp, terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun