Mungkin teman itu sedikit memaksa sehingga si bapak akhirnya terlihat menerima pemberian itu. Dia kemudian menundukkan muka dan mengusapnya beberapa kali. Inflasi sama sekali tidak berpengaruh bagi mereka. Berapapun uang yang mereka miliki sangatlah berharga. Sepuluh ribu rupiah adalah nilai yang sangat besar baginya. Mengakhiri pembicaraan kami hari itu, aku mengucapkan salam perpisahan padanya dan berharap dapat ketemu di lain waktu. Harapanku dan juga mungkin harapan temanku, semoga dia mendapatkan apa yang menjadi impiannya, entah itu pekerjaan yang cukup baginya atau dia bisa berkumpul kembali dengan orangtuanya.
Ini kali pertama aku melihat kehidupan yang kupikir tidak ada sebelumnya. Sesaat kemudian, beberapa pertanyaan berkecamuk di dalam pikiran, yang mungkin aku sendiri sulit untuk menemukan jawabannya. Oh Tuhan, sertailah kehidupan mereka. Aku begitu dekat dengan mereka yang harus berjuang keras menghadapi kehidupan ini. Itu memang jalan hidup yang harus mereka tempuh. Aku bersyukur bahwa aku mendapati mereka hari ini pergi bekerja, masih berharap akan rejeki dari Sang Pencipta melalui pekerjaan mereka.Â
Hal ini mengajarkanku bahwa hidup itu tidak selalu mulus dan lurus. Ada lika-liku yang mau tak mau memaksa kita untuk membuat keputusan besar dan dari apa yang aku lihat hari ini, seberkas harapan masih ada di dalam genggaman mereka. Sehabis hujan ‘kan ada pelangi, Tuhan memberkati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H