Mohon tunggu...
Lenny Christanti
Lenny Christanti Mohon Tunggu... Guru - Waktunya berbagi

Berbagilah hal yang baik, demi kebaikan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku dan Sahabatku

22 Juni 2019   05:53 Diperbarui: 22 Juni 2019   06:05 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mencintai pria itu, sahut sahabatku dengan begitu bergairah. Mata dan telingaku fokus mendengarkan kisahnya yang keluar dari bibir tipisnya. Tiba-tiba aku berkata dengan mata sedikit melotot, ha? Sejak kapan kau menyadarinya? Bukankah dia sosok pria yang paling menyebalkan yang pernah kau kenal dalam hidupmu? Begitulah kalimat pembuka diskusi saya dengan sahabat saya, sebut saja namanya Tina. Tina bagi saya merupakan sosok wanita yang sangat mandiri, mengapa tidak? Situasi dikeluarga membentuk dia menjadi pribadi seperti itu. Terlahir sebagai anak pertama dan punyak adik 4 orang. Kondisi selalu mengajarkan Tina  sebagai pribadi yg bertanggungjawab terkhusus menjaga adik-adiknya yang pada waktu itu masih kecil-kecil. Aku mengenal Tina sejak kami SD. Lalu dibangku SMP, SMA,  kami terpisah kota. Tetapi saat kuliah kami dipertemukan lagi dikampus yang sama. Tina sosok wanita yang pintar, cerdas, lembut hati (gampang mewek), baik, dan ramah, serta berkemauan keras. Bagaimana tidak, sejak dibangku  SD  Tina selalu meraih juara pertama dikelas. Kami selalu juluki dia, sang juara bertahan. Sepanjang aku mengenal Tina, ada banyak pria-pria dari berbagai tipe yang selalu mencoba mendekati Tina. Namun belum ada satu pun yang benar-benar menyentuh hatinya. Karena hatinya baik, dia jadikan semua pria itu sahabat dan temannya. Saya saja sebagai sahabatnya sering sekali merasa heran. Tapi itulah Tina dengan seluruh pribadinya. Tipe nya yang selalu fokus pada tujuan yang akan dicapai, membuat dia tidak mau memusingkan diri dengan hal-hal yang melelahkan hatinya. 

Tetapi sore itu, ada yang berbeda dengan Tina. Entah, kesambet apa tiba-tiba dia bisa curhat seperti itu padaku sahabatnya. Sampai Tina katakan belum pernah begini ini rasanya hidupku. Hahaha...saya pun tertawa melihat expresi sahabat saya itu. 

Sebagai wanita yang mandiri, Tina itu pinter sekali menyembunyikan semua perasaannya. Terkadang lagi susah, atau sedih dia akan selalu terlihat ceria, padahal ada seribu beban yang sedang dia tanggung. Itulah sahabatku Tina.  Sebagai sahabat terdekatnya aku sangat bersyukur pada Tuhan, ternyata Tina bisa dan mau membuka hatinya pada pria khusus itu. Aku pun ikut bahagia mendengarkan ceritanya. 

Mungkin bagi orang yang pertama kenal Tina, dia seperti sosok seorang wanita yang pendiam, padahal kalau kita sudah dekat dan ngobrol dengannya, dia tipe wanita yang hangat dan ramah. Justru saya heran dengan sahabat saya itu. Kalau ketemu orang baru, Tina bisa langsung akrab dan tahan ngobrol A-Z berlama-lama padahal baru kenal loh.

Aku berdoa pada Tuhan, semoga apa yang dirindukan oleh Tina segera dikabulkan oleh Tuhan. Aku bersyukur menjadi sahabatnya membuat aku banyak belajar dari dia tentang hidup ini. Dia tidak pernah malu untuk berbagi kegagalan dan kelemahannya. Dan dia selalu positif melihat setiap peristiwa kehidupan ini. Satu kalimat Tina yang selalu aku ingat, tepat pada hari pernikahanku waktu itu. Tina berkata, manusia bisa berubah dari muda jadi tua, dari singel jadi merried tapi hati kita ga boleh berubah ya, kita tetep jadi sahabat selamanya. Saat ini usia pernikahanku 6 tahun, Tina sahabatku belum menikah, dan aku berdoa pada Tuhan, Tuhan memberikan waktu yang terbaik untuk moment itu bisa nikmatinya.

 Kami berdua sebagai sahabat selalu punya statement yang terus kami jaga, yaitu ketika singel hidup harus jadi berkat bagi orang lain dan ketika menikah pun jadikan pernikahan itu memberkati orang lain juga. Sahabat kecil ku, kini sedang menanti dan mempersiapkan memasuki masa itu, dalam doa aku mohon Tuhan yang pimpin dia dalam menjalani setiap keputusan dan pilihan hidupnya itu demi kebahagiaannya dan kebahagian orang-orang yang mengasihi dia.

"Sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran" 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun