April 2011 saya menemani cece(kakak perempuan) menghabiskan masa cutinya dengan jalan jalan. Tujuan kami adalah pulau dewata yakni Bali. Malu dong ah udah pernah melancong kemana mana tapi belum sempat menyambangi icon wisatanya Indonesia. Eh! ditambah lagi dulu papa mama juga honeymoon di sini. Jadi gak ada alasan untuk mengatakan tidak pada Bali. Bali here we come!
Sewaktu di pesawat menuju Bali, kami duduk di samping pasutri dari Medan. Orangnya ramah banget. Biasanya kalau di pesawat saya akan merasa terganggu kalau diajak ngobrol. Apalagi dengan orang yang tidak dikenal. Tetapi hari itu nasib berkata lain. Saya meladeni obrolan mereka. Dari situ, saya tahu ternyata mereka sama seperti kami. Have no idea about Bali because this is our first time. Dan mereka juga belum punya itenary. Bahkan belum memutuskan akan menginap dimana. Wah untung saja ketemu kami. Tanpa ragu, kami mengajak mereka untuk menginap bersama di hotel pilihan kami yakni Ronta Bungalow di daerah poppies lane II daerah Kuta. Eh mereka setuju! Perjalanan kami bakalan tambah rame nih.
Sewaktu di tempat pengambilan bagasi, saya mengambil beberapa brosur tur wisata yang tersedia. Itung itung buat itenary sistem kebut semalam. Akhirnya terpilihlah brosur yang paling meyakinkan dan sreg dihati yakni milik PT.Fantastic Island Holidays Tour & Travel
Di brosur tersebut tersedia aneka pilihan tur serta sewa mobil. Kami tidak mengambil paket tur karena pengen semaunya dan lebih suka menentukan rute sendiri. Untungnya saya sebagai tour leadernya dan yang lain setuju dibawa kemana saja. Ditambah lagi pasutri dari medan tersebut mau bergabung dengan kami. Lumayan ngirit! Kami memesan mobil avanza selama 12jam dengan harga 450rb sudah termasuk supir serta bensin mobil. Yang menjemput kami saat itu adalah pak komang. Pak komang lantas menjadi supir merangkap guide yang memberikan arahan kemana bagusnya dan rekomendasi tempat tempat keren lainnya. Mantap banget deh!
Nah dari bandara, saya dan cece serta pasutri tersebut menggunakan taxi menuju ke Ronta Bungalow dengan harga 100ribu. Begitu nyampai, hari telah malam. Kami berempat menyempatkan untuk dinner bareng terlebih dahulu lalu pulang ke hotel beristirahat. Petualangan sebenarnya baru akan dimulai besok!
Hari Pertama
Kami sepakat di pick up oleh pak komang di Hotel Barong. Agak sedikit keluar gang tapi biar nggak kejebak macet. Rute untuk hari pertama ini adalah :
1. Monkey ForestSantainya kehidupan monyet di Monkey Forest
Bagi pecinta hewan, cocok banget nih tempat. Sambil melihat pura atau hutan, hati hati saja jangan sampai menginjak ekor si monyet. Pasalnya di sini jumlah monyet yang berkeliaran lebih banyak daripada pengunjungnya. Harap masukkan ke tas barang barang seperti kacamata dan topi agar tidak diambil monyet jahil.
2. Tampak Siring
Salah satu objek wisata di Tampak Siring adalah Pura Tirta Empul. Di Pura ini terkenal akan air suci serta pemandiannya. Banyak penduduk setempat yang membawa sesajen dan melakukan ritual mandi di sini. Konon dengan berbasuh di kolam ini, akan mendatangkan keajaiban tersendiri. Ada beberapa kolam dan terpisah. Ada yang airnya dipercaya dapat mengobati penyakit, menghalau mara bahaya dan lain lain. Saya penasaran dan mencobanya. Airnya segar dan dapat langsung diminum. Saya gunakan juga untuk mencuci muka. Untuk melakukan ritual mandi, tersedia penyewaan handuk dan alat mandi serta ada kamar mandi khususnya. Setelah menikmati air suci, kami mencoba masuk ke dalam pura. Untuk memasuki pura, kami diharuskan menggunakan kain merah dengan ikat berwarna kuning yang dipasangkan oleh petugas serta topi khas bali bagi pria. Setelah itu kita cukup membayar seikhlasnya. Di dalam pura juga tersedia jasa tukang foto. Hanya dengan Rp.20.000 anda akan mendapatkan 1 lembar poto berlatarkan pura megah. Selain itu di kawasan ini juga terdapat istana Tampak Siring yaitu istana negara yang didirikan oleh presiden pertama Ir.Soekarno Hatta untuk tempat peristirahatan karena hawanya sejuk. Sayang sekali istana tersebut tertutup untuk umum.
3.Gunung dan Danau Batur
Gunung Batur adalah gunung api yang masih aktif dengan tinggi 1717m. Kabarnya gunung batur juga memiliki kaldera besar yang dianggap salah satu yang terbesar dan terindah di dunia. Ketika kami sampai, waktu telah menunjukkan pukul 15.00 WITA. Kami pun keluar sejenak dari mobil rental. Anginnya sejuk dan pemandangannya indah. Hanya satu yang bikin kami cepat cepat melanjutkan perjalanan. Tidak lain yaitu mbak mbak penjual cinderamata. Mending kalau hanya seorang, lah baru mau meluruskan pinggang sudah ditawari macam macam. Cap cus dah!
4. Pura Besakih
Pura Besakih adalah pura terbesar dan termegah yang berada di kaki gunung Batur. Lagi lagi untuk memasuki pura ini, kami diwajibkan menggunakan kain. Tepat sebelum pintu masuk, para pedagang langsung menawarkan jualan kain mereka. Tahu saja turis seperti kami tidak mempunyai stok kain. Tetapi sayangnya beberapa pedagang terkesan memaksa dan bahkan ada yang malah mengikuti kita jika kita menolak membelinya. Ini nih sikap yang membuat wisatawan merasa kurang nyaman. Tetapi dibalik rasa tidak nyaman itu, kami baru bisa bernafas lega setelah melihat keagungan pura ini. Untuk naik ke atas, kita harus menaiki anak tangga yang cukup banyak. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh pura yang ada di Bali. Jadi tidak mengherankan sewaktu kami datang, nampak sedang diadakan acara di dalam pura. Oleh pemandu, kami dilarang berbicara dan hanya boleh masuk jika bersama pemandu. Itupun diharuskan berjalan di pinggir pura dan tidak boleh ke tengah karena dianggap akan menghambat jalannya acara. Ohya pura Besakih ini juga telah masuk dalam daftar pengusulan Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1995.
5. Krisna - Pusat Oleh Oleh Bali
Saya tahu beberapasumber selalu menyarankan agar tidak terburu buru berbelanja apalagi di hari pertama. Saya direkomendasikan untuk berbelanja di pasar sukawati. Tapi karena saya nggak jago nawar dan juga nggak tegaan, biasanya malahan saya gondok sendiri karena kalah nawar. Oleh karena itu, mending belinya di tempat yang harga pas. Krisna ini adalah salah satunya. Gedungnya luas banget, produknya lengkap dan harga terjangkau. Dan karena saya wanita...Ayo kita borong!Hari Kedua
Rute hari kedua ini lebih santai dan semua agendanya adalah mengunjungi pura. Yuk wisata pura!
1. Pura Taman Ayun
Perjalanan menuju ke Pura Taman Ayun memakan waktu sekitar setengah jam. Jika dibandingkan dengan pura lainnya, Pura Taman Ayun termasuk kecil dan lebih sedikit pengunjung. Tetapi justru disanalah keistimewaanya. Pura ini sangat tenang dan tidak sekomersil yang lainnya. Tidak juga banyak penjual dan petugas foto yang mengincar. Selain itu, pura ini sangat hijau. Tanaman bahkan rumputnya terlihat sangat terawat. Sejauh mata memandang hanya tampak hamparan hijau dan pura dengan dominasi oranye. Sungguh menenangkan hati dan pikiran. Sebuah awal yang baik untuk memulai hari.
2. Pura Ulun Danu - Bedugul
Pura Ulun Danu terletak di pinggir danau Beratan di kawasan perbukitan dengan cuaca sejuk. Kawasan ini juga dikenal dengan nama Bedugul. Tiba disana cuaca sedang tidak bersahabat. Hujan cukup deras disertai angin kencang. Belum lagi dinginnya menyelinap masuk tubuh lewat dress hijau selututku. Dari kejauhan kabut telah menutupi setengah bagian dari pura. Pura itupun terlihat seperti berada di atas danau. Tetapi itu justru membuat suasana menjadi lebih indah. Para pengunjung tidak mau menyia nyiakan kesempatan berfoto di depan pura. Para tukang foto pun kebanjiran order. Saya mencoba menyusuri kawasan ini hingga ke samping pura. Ternyata lebih indah. Ada taman taman kecilnya. Lalu saya ketemu juga mbak mbak bule yang berbaik hati mengabadikan momen indah di Bedugul. Cheers!
3. Pura Tanah Lot
Pura yang satu ini sudah termasuk icon Bali. Tidak lengkap rasanya ke Bali tanpa menyambangi Tanah Lot. Tetapi sesunguhnya disini terdapat dua pura. Tetapi yang paling terkenal hanya satu yang berada di atas batu besar (seperti foto di bawah). Yang satu lagi berada di sebelah kanannya dan berada jauh tinggi di atas tebing yang tidak berpenjaga dan tidak ada pembatas (dekat dengan lokasi foto kedua dibawah). Di pura yang berada di atas batu(foto pertama), nampak dibawahnya beberapa orang mengantri untuk menerima berkah dan doa dari penjaga pura. Saya pun tertarik ikut mengantri. Sesampainya giliran saya, seorang bapak membacakan mantra dan mengoleskan semacam beras(ketan putih)? di keningku. Saya pun memanjatkan doa. Beberapa pemuda di samping bapak itu memercikkan air. Satu pemuda lagi mengingatkan saya untuk menyumbang secara sukarela.
Bagi pecinta pantai, mungkin akan kecewa karena pantai di Tanah Lot ini berwarna hitam dan sangat tidak disarankan untuk berenang karena ombak dapat sewaktu waktu menjadi ganas serta banyaknya batu batuan tajam yang dapat membuat kita terluka. Tetapi memang kawasan ini bukan tempat bermain air kok. Kedua pura di tanah lot ini dibangun sebagai tempat pemujaan dewa dewa penjaga laut.
Hari terakhir di Bali saya merasa sedih harus meninggalkan pulau dewata ini. Terlebih lagi sedih karena harus berpisah dengan pasutri dari Medan tersebut. Si ibu dan bapak (lupa namanya) telah menjadi teman perjalanan yang tak pernah diharapkan tetapi ternyata dibutuhkan. Bersama, kami layaknya keluarga kecil. Si ibu sangat ramah dan lembut. Sang bapak lebih banyak diam dan berkutat dengan rokoknya. Tetapi mereka sangat memperhatikan kami. Bahkan setelah kami berpisah, kami masih sempat sms-an. Seringkali dalam perjalanan kami ditanya kenapa muka kami sangat berbeda dan tidak ada yang mirip satu sama lain. Ya iyalah! tetapi biarlah. Saya dan cece mengaku bahwasanya mereka adalah orang tua kami. Begitulah arti mereka buat kami di beberapa hari yang mengesankan ini. Sang pasutri masih melanjutkan perjalanannya berdua. Such a sweet couple. Thanks for everything both of you! *smooch*
------
Baca juga ceritaku menyusuri Kuta - Bali disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H