Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mungkin dianggap sulit untuk dimengerti dan dipahami. Salah satunya mungkin dari metode penyampaian materi ataupun sang anak sudah terbawa pandangan dari sekitar bahwa kimia itu sulit sehingga siswa memiliki antipati terhadap pelajaran tersebut.
Sebagai seorang guru kimia yang terus belajar, saya  mencari metode  yang tepat untuk proses pembelajaran, terlebih loss learning akibat pandemic yang sangat berdampak terhadap model belajar siswa.
Hari ini saya mencoba menjelaskan topik tentang laju reaksi, apa saja factor -- factor yang mempengaruhi laju reaksi dan bagaimana reaksi yang terjadi.
Saya mengajak para siswa untuk membuat martabak dan donat, dari setiap proses yang mereka lakukan dari pencampuran bahan, pengadukan, pemanasan hingga proses akhir memiliki reaksi kimia dan sayapun menjelaskan bagaimana reaksi dan factor-faktor  laju reaksi dari setiap bahan-bahan yang ditambahkan dan juga dalam proses pembuatannya.
Bagi siswa ini merupakan pengalaman mereka dalam membuat kue dan reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan kue.
Salah satu penjelasan yang didapat dari pembuatan martabak siswa menggunakan baking soda dan baking powder, dimana dua material ini memiliki perbedaan. Baking soda memiliki nama natrium bikarbonat ( IUPAC : Sodium Hydrogencarbonate), dan memiliki sifat basa karena mengandung senyawa alkali.
Sedangkan baking powder adalah natrium bikarbonat yang dicampur dengan bahan asam seperti krim tartar,dan dalam pengaplikasiannya baking powder dan baking soda tidak diberikan bersamaan, karena sifat dari dua zat ini yang berbeda, baking soda diberikan diakhir karena zat ini bereaksi dengan cepat saat dicampurkan kedalam adonan.
Saat membuat donat siswa tidak mencampurkan kedua bahan ini untuk membantu mengembangkan kue,namun menggunakan ragi. Ragi membantu dalam proses fermentasi karbohidrat yang menghasilkan gas karbondioksida dan juga memberikan tekstur pada donat.
Dengan melakukan ini siswa mampu mempelajari beberapa bahan-bahan kimia dan nama-nama bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan kue serta dapat melihat reaksi kimia yang terjadi didalamnya, sehingga pemahaman akan materi kimia itu sendiri secara otomatis terserap dan mereka dapat mengaplikasikannya langsung juga menyantap kue buatan sendiri.
Semua siswa sangat antusias dalam setiap prosesnya, mereka berbagi tugas dalam menyiapkan resep dan mengolah adonan hingga matang, dari proses pencucian setiap alat yang akan digunakan dan juga memastikan tangan yang bersih dengan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum mencampur ataupun sesudah mencampur adonan, semua dilakukan dengan cekatan walau ini pertama kali dalam hidup mereka membuat donat dan martabak untuk hasil yang diperoleh sangatlah lezat, salah satu siswa berkata " kami membuat dengan cinta bu leni". " Wow kalian anak-anak yang hebat nak", jawab saya.
Setelah mereka membuat martabak dan donat, mereka juga harus mampu mempresentasikan hasil eksperimen mereka kepada guru lain dan setiap guru yang mendengar presentasi dari setiap siswa akan memberikan score pada rubric yang tersedia.
Semua siswa sangat mengagumkan , sayapun sangat bangga dengan apa yang sudah mereka pelajari dan lakukan dalam percobaan ini, setiap prosedur mereka melakukan dengan baik dan reaksi yang terjadi sesuai dengan harapan, dan saat mempresentasikan hasil percobaan mereka, mereka mampu melakukannya dengan baik, salah satu siswa yaitu Marsha yang awalnya gugup untuk mempresentasikan hasil percobaannya didepan kepala sekolah, saya yakinkan bahwa Ia mampu, dan pada akhirnya ia berhasil mempresentasikan dengan baik.
Banyak dari kita terkadang merasa tidak mampu ataupun kurang mampu dalam menjalankan sesuatu namun kita tidak akan pernah tahu tanpa mencobanya terlebih dahulu, seperti banyak peserta didik yang merasa kurang mampu akan pelajaran,malu atau gugup saat menyampaikan suatu pendapat atau gagasan,  salah satu wadah yang dapat  menumbuhkan rasa percaya diri, dan keberanian dalam menyampaikan suatu informasi yang didapat dengan penuh tanggung jawab adalah institusi sekolah. Disekolah kita semua sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
seperti kata pepatah " tidak perlu menunggu menjadi hebat untuk memulai sesuatu, tapi mulailah sesuatu untuk menjadi hebat"
sejatinya setiap hal-hal hebat yang terjadi selalu diawali dengan langkah-langkah kecil penuh konsistensi.
Luke 16:10 ( New International Version)
" Whoever can be trusted with very little can also be trusted with much, and whoever is dishonest with very little will also be dishonest with much
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H