Membumikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menanam, memasyarakatkan. Dalam lingkup disini kembali menanamkan makna buku sebagai jendela dunia. Jendela sendiri tempat keluar masuknya udara, bukupun demikian kenapa disebut jendela dunia karena dengan buku berbagai keilmuwan keluar masuk pada diri kita sebagai pelaku.
Buku memang hal umum, kenapa disebut umum ? Karena buku itu ada buku catatan, buku bacaan dan lain halnya. Tapi semuanya memiliki peran masing-masing dalam lingkup dunia.
Hari buku Nasional 23 April, mengajak masyarakat untuk dekat dengan kegiatan membaca dan menulis. Di hari buku pelaku pendidikan jangan melewatkan hanya sekedar posting "selamat hari buku Nasional", tapi pikirkan suatu metode bagaimana agar buku ini bukan sekedar sebuah nama tanpa makna.
Di Padang, Sumatera Barat, masyarakat mengenal nama Yusrizal K.W. sebagai penggerak budaya literasi. Pendiri komunitas ruang baca tanah ombak itu punya cara unik untuk mendekatkan buku kepada pembaca. Dia mengandalkan sebuah vespa yang dilengkapi dengan dua kotak kayu di sisi kanan kirinya. Mengendarai vespa tua penuh karat itu, ia menelusuri kawasan pesisir pantai dan pelosok kota padang setiap jumat hingga  ahad untuk menemui calon pembaca. "kutemui kamu sampai membaca". Demikian slogan Yusrizal. "kami ingin mematahkan penilaian UNESCO yang mengatakan hanya 1 dari 1000 anak Indonesia yang punya minat membaca" tuturnya kepada Tempo.
Faiz berpendapat, pemerintah, penerbit, dan pihak lain cenderung berfokus pada produksi buku, sedangkan langkah untuk menjadikan masyarakat sebagai pembaca buku dan pembelajar sepanjang hayat masih jauh dipijak.
Banyak cara untuk mematahkan penilaian UNESCO mengenai hanya 1 dari 1000 anak Indonesia yang punya minat membaca, minimal dari tangan kita sebagai penggerak pendidikan melalui cara-cara kreatif seperti yang dilakukan Yusrizal K.W. Buku sebagai jendela duniapun  akan membumi seluas-luasnya.
Tenaga pendidik, orang tua, mahasiswa memiliki peran penting untuk meningkatkan cinta buku dan hobi membaca. Anak usia 3-5 tahun fase dimana semua hal yang dilakukan orang dewasa ditiru, sebuah fakta siswa di sekolah pun jiwa hobi membaca dan suka buku karena dari kebiasaan nya di waktu kecil. Maka sebagai orang tua walaupun hanya sekedar dongeng sebelum tidur hal itu dapat menumbuhkan anak mencintai buku serta daya tingkat otaknya pun akan lebih cepat berkembang dari anak lainnya.
Benar sekali di atas disebutkan seharusnya mahasiswa itu garda terdepan untuk masalah pendidikan dan kehidupan masyarakat, jiwa sosial dan nama dari maha itu waktunya melakukan bukan menyimak. Dengan berbagai program-program sosial yang bisa dilaksanakan misalnya penyaluran buku gratis, atau bisa juga dengan membuka perpustakaan umum untuk anak-anak tidak mampu. Hal demikian sangat diperlukan untuk meningkatkan daya baca anak dan cinta buku.
Dari banyaknya tokoh inspirasi pecinta buku  mulai orang-orang terkenal ada Maudy Ayunda, Najwa Sihab. Siapa sih yang tidak tau sama mereka wanita-wanita cerdas, berpendidikan, terkenal, sosok inspirasi bagi siswa dan mahasiswa Indonesia. Sebenarnya rahasia kecerdasan mereka selain berpendidikan mereka juga seratus persen memiliki jiwa cinta buku.
Dari cerita Maudy Ayunda di kanal youtube nya dia dari masa kanak-kanak disebut si kutu buku, karena sesuka itu Maudy Ayunda selalu sendirian di pojokan untuk membaca buku tanpa menghiraukan sekitar, sampai ibu dari Maudy Ayunda menegurnya karena kurangnya bergaul dengan sekitar.