Mohon tunggu...
Leni Nurindah
Leni Nurindah Mohon Tunggu... Guru - Guru-IRT-Penulis-Pebisnis Online

Menjadi cerdas dan berkarakter adalah tujuan utama sebuah pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Waspada, Bahaya Doom Spending!

24 Januari 2025   06:30 Diperbarui: 23 Januari 2025   22:34 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada, Bahaya Doom Spending! - Image by Preis_King from Pixabay


Mengelola keuangan dengan bijak adalah salah satu kunci untuk mencapai kesejahteraan finansial. Memiliki kontrol terhadap pemasukan dan pengeluaran dapat membantu seseorang merencanakan masa depan dengan lebih baik, termasuk mempersiapkan kebutuhan darurat, investasi, dan pensiun. Namun, dalam kehidupan modern yang serba cepat ini, sering kali kita terjebak dalam perilaku konsumtif yang tidak terkendali, salah satunya adalah fenomena yang dikenal sebagai doom spending.

Apa Itu Doom Spending?
Doom spending adalah istilah yang menggambarkan perilaku pengeluaran uang secara berlebihan atau impulsif, terutama saat seseorang merasa cemas, stres, atau depresi. Fenomena ini sering kali muncul saat seseorang mencoba mengatasi emosi negatif dengan berbelanja, baik untuk barang-barang yang diinginkan maupun yang tidak dibutuhkan. Meskipun berbelanja sesekali dapat memberikan rasa lega, doom spending lebih dari sekadar belanja biasa karena melibatkan keputusan finansial yang tidak sehat dan tidak direncanakan.

Berbeda dengan belanja yang terencana atau belanja untuk kebutuhan esensial, doom spending cenderung dilakukan secara spontan, tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya terhadap keuangan. Hal ini bisa memperburuk kondisi finansial seseorang, apalagi jika dilakukan secara terus-menerus.

Bahaya Doom Spending

1.Kerugian Finansial yang Tidak Disadari
Pengeluaran yang dilakukan tanpa perencanaan bisa membuat seseorang kehilangan kendali atas keuangannya. Jika doom spending terjadi terus-menerus, saldo tabungan bisa cepat menipis, dan akhirnya seseorang mungkin beralih pada kartu kredit atau utang untuk memenuhi gaya hidup konsumtif. Ini bisa menyebabkan kerugian finansial yang lebih besar di masa mendatang.

2.Utang yang Menumpuk
Doom spending sering kali menyebabkan seseorang menggunakan utang, terutama dalam bentuk kartu kredit. Penggunaan kartu kredit tanpa kontrol dapat mengakibatkan utang berbunga tinggi, yang lambat laun akan semakin sulit dilunasi. Jika tidak ditangani dengan baik, utang ini bisa mengarah pada masalah finansial yang serius seperti kebangkrutan pribadi.

3.Dampak Emosional
Meskipun doom spending mungkin memberikan kepuasan sesaat, pada akhirnya perilaku ini bisa menimbulkan rasa bersalah, penyesalan, dan stres tambahan. Siklus ini dapat terus berulang, menciptakan lingkaran setan antara belanja impulsif dan tekanan emosional yang semakin parah.

4.Menghambat Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Salah satu efek jangka panjang dari doom spending adalah terhambatnya pencapaian tujuan keuangan. Seseorang yang terus-menerus terlibat dalam pengeluaran impulsif akan kesulitan untuk menabung atau berinvestasi untuk masa depan, seperti untuk membeli rumah, pendidikan anak, atau persiapan pensiun.

Cara Mengantisipasi Doom Spending

1.Buat Anggaran Bulanan
alah satu cara paling efektif untuk mengantisipasi doom spending adalah dengan membuat anggaran bulanan yang jelas. Tentukan berapa banyak uang yang akan dialokasikan untuk kebutuhan pokok, tabungan, investasi, dan pengeluaran pribadi. Dengan mematuhi anggaran ini, Anda akan lebih mudah mengontrol pengeluaran.

2.Kenali Pemicu Emosional
Doom spending sering kali dipicu oleh emosi seperti stres, kecemasan, atau kebosanan. Kenali pemicu emosional Anda dan coba alihkan ke kegiatan lain yang lebih positif, seperti olahraga, meditasi, atau hobi kreatif, untuk mengurangi dorongan belanja yang tidak perlu.

3.Tunda Keputusan Pembelian
Saat merasa ingin membeli sesuatu secara impulsif, beri diri Anda waktu untuk berpikir. Tunda keputusan pembelian setidaknya selama 24 jam. Ini akan memberi Anda kesempatan untuk mempertimbangkan apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya keinginan sesaat.

4.Batasi Penggunaan Kartu Kredit
Kartu kredit dapat mempermudah belanja impulsif. Coba batasi penggunaannya dan lebih mengutamakan transaksi tunai atau debit, sehingga Anda lebih sadar terhadap uang yang dikeluarkan. Jika perlu, simpan kartu kredit di tempat yang sulit diakses atau hanya gunakan untuk kebutuhan darurat.

5.Prioritaskan Tabungan dan Investasi
Salah satu cara untuk memastikan keuangan tetap sehat adalah dengan memprioritaskan tabungan dan investasi sebelum melakukan pengeluaran lain. Sisihkan sebagian pendapatan Anda di awal bulan untuk tabungan, sehingga Anda tidak tergoda untuk menggunakannya untuk belanja yang tidak perlu.

Penutup
Memahami bahaya dari doom spending serta menerapkan langkah-langkah antisipatif, seperti membuat anggaran, mengenali pemicu emosional, dan membatasi penggunaan kartu kredit, adalah kunci untuk menjaga keuangan tetap stabil. Dengan kontrol yang baik, Anda bisa menghindari jebakan doom spending dan meraih kesejahteraan finansial di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun