Untuk memastikan bahwa siswa tetap memiliki arah dan tujuan dalam belajar, kita perlu merancang sistem penilaian alternatif yang efektif.Â
Penilaian berbasis proyek, portofolio, dan evaluasi diri dapat menjadi metode yang lebih relevan untuk menggantikan UN.
Dengan pendekatan ini, siswa dapat dinilai berdasarkan keterampilan yang mereka miliki dan perkembangan mereka sepanjang proses belajar, bukan hanya dari hasil ujian tunggal.Â
Misalnya, dalam penilaian berbasis proyek, siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas tertentu yang relevan dengan kehidupan nyata.
Proyek ini bisa melibatkan penelitian, presentasi, atau pembuatan produk yang menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.Â
Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar tentang teori, tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam situasi nyata.
Lebih jauh lagi, penting untuk melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan. Mereka dapat berperan sebagai pendukung dan pengawas, membantu siswa menemukan minat dan tujuan belajar yang jelas.
Dalam hal ini, komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat.Â
Sekolah juga bisa mengadakan seminar atau workshop bagi orang tua untuk memberikan informasi tentang cara mendukung anak-anak mereka dalam belajar tanpa tekanan ujian.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, penghapusan UN memberikan peluang untuk mengembangkan generasi yang lebih kreatif dan inovatif. Namun, kita tidak bisa mengabaikan potensi risiko kehilangan arah yang bisa timbul.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa generasi tanpa UN tidak hanya bebas dari beban ujian, tetapi juga memiliki sistem pendidikan yang jelas dan terarah.