Mohon tunggu...
Leni Nurindah
Leni Nurindah Mohon Tunggu... Guru - Guru-IRT-Penulis-Pebisnis Online

Menjadi cerdas dan berkarakter adalah tujuan utama sebuah pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kediri: Roma Van Java yang Mendukung Gaya Hidup Slow Living

24 Desember 2024   09:02 Diperbarui: 24 Desember 2024   09:02 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, konsep slow living menjadi oase bagi banyak orang yang mendambakan ketenangan dan keseimbangan. Kediri, sebuah kota menawan di Jawa Timur, hadir sebagai salah satu tempat yang mendukung gaya hidup ini. Dengan suasana yang tenang, keramahan masyarakat, serta kekayaan alam dan budaya, Kediri adalah lokasi ideal untuk memulai perjalanan slow living.

Apa itu Slow Living?


Slow living adalah gaya hidup yang mengedepankan ketenangan, kesederhanaan, dan koneksi dengan lingkungan sekitar. Gaya hidup ini mengajak kita untuk melambatkan ritme hidup, menikmati setiap momen, serta menghargai kualitas dibanding kuantitas.

Apakah Kediri Mendukung Slow Living?

Kediri memiliki banyak elemen yang mendukung gaya hidup slow living. Lingkungan yang relatif tenang, banyaknya ruang terbuka hijau, dan budaya masyarakat yang ramah menjadikan Kediri tempat yang ideal untuk menjalani gaya hidup ini. Berikut beberapa alasan:

1.Lingkungan yang Menenangkan
Kediri juga memiliki kekayaan alam seperti Gunung Kelud, Bukit Ongakan, dan aliran Sungai Brantas. Tempat-tempat ini memberikan ruang untuk menikmati momen dan meresapi keindahan alam, yang merupakan inti dari gaya hidup slow living.

2.Ikon Kota dan Ruang Hijau
Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) adalah ikon kebanggaan Kediri yang sering disebut sebagai "Roma van Java." Monumen ini menawarkan lebih dari sekadar kemegahan arsitektur. Dikelilingi taman hijau yang asri, area di sekitar SLG menjadi tempat yang cocok untuk bersantai, berjalan kaki, atau sekadar menikmati suasana kota yang damai. Taman ini sering dimanfaatkan warga untuk berolahraga, bermain bersama keluarga, atau mencari ketenangan di tengah suasana hijau.

3.Hidup Sederhana dan Terjangkau
Hidup di Kediri relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan kota-kota besar. Dengan biaya hidup yang rendah, masyarakat dapat fokus pada kualitas hidup tanpa terbebani oleh tekanan ekonomi yang besar. Gaya hidup sederhana ini selaras dengan prinsip slow living yang menghargai hal-hal kecil dan bermakna.

4.Budaya dan Tradisi yang Mengakar
Kediri adalah kota yang kaya akan budaya dan tradisi. Acara seperti sedekah bumi atau festival lokal lainnya mencerminkan kehidupan yang harmonis dengan alam dan komunitas sekitar. Hal ini mengajarkan kita untuk menghargai nilai kebersamaan dan hidup berdampingan dengan lingkungan.

5.Produk Lokal dan Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Banyak produk lokal Kediri, seperti tahu takwa, tenun ikat, dan berbagai hasil bumi, mendukung konsep hidup ramah lingkungan. Dengan membeli dan menggunakan produk lokal, Anda turut berkontribusi pada gaya hidup yang berkelanjutan.

Kediri sebagai Kota Slow Living

Menurut saya, Kediri sudah memiliki banyak elemen yang mendukung konsep kota slow living. Kota ini tidak hanya menawarkan lingkungan yang damai, tetapi juga komunitas yang hangat dan penuh penghargaan terhadap nilai-nilai kesederhanaan.

Jika Anda mencari kota untuk menjalani gaya hidup slow living, Kediri adalah pilihan yang tepat. Kota ini bukan hanya tempat tinggal, melainkan juga tempat untuk menemukan kembali makna hidup yang sejati.

Kesimpulan


Kediri adalah representasi nyata dari konsep slow living. Dari lingkungan alam yang mendamaikan hingga masyarakat yang menjunjung tinggi kesederhanaan, kota ini menawarkan semua yang Anda butuhkan untuk menjalani hidup lebih lambat, lebih bermakna, dan lebih terhubung dengan sekitar. Jadi, kapan Anda mencoba slow living di Kediri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun