Mohon tunggu...
Leni Nurindah
Leni Nurindah Mohon Tunggu... Guru - Guru-IRT-Penulis-Pebisnis Online

Menjadi cerdas dan berkarakter adalah tujuan utama sebuah pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Indari Mastuti: Rahasia Sukses di Atas Rata-rata

18 Agustus 2022   10:28 Diperbarui: 18 Agustus 2022   10:29 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesuksesan tidak datang secara tiba-tiba, untuk kesuksesan kadang juga harus menghadapi banyaknya rintangan dan tantangan.

Tidak jarang ujian kehidupan diberikan oleh-Nya secara silih berganti. Setiap ujian diberikan oleh-Nya tidak lain untuk menguji sebatas mana ketaatan dan kemampuan hamba-Nya Untuk dapat naik ke derajat yang lebih tinggi.

Jika semua ujian mampu dihadapi dengan sabar, yakinlah manisnya kesuksesan akan didapatkan, cepat atau lambat.

Seperti yang dialami oleh Indari Mastuti, yang dari orang biasa, kini menjadi sukses di atas rata-rata.

Dilansir dari kanal YouTube Rumah Teh Iin, milik Indari Mastuti seorang penulis dan pebisnis sekaligus Founder Indscript Creative.

Indari Mastuti memaparkan perihal kesuksesan yang telah diraih olehnya. Pernah mengalami pasang surut dalam kehidupan dan bisnis yang dijalankannya, kini Indari Mastuti sukses menjadi seorang penulis, pebisnis bersama 15 tahun Indscript Creative.

Hal paling penting yang dilakukan Indari Mastuti untuk mencapai ini semua adalah dengan terus meng-upgrade diri.

Terbaik atau Lebih Baik?


Indari Mastuti memberikan wawasan kepada kita semua bahwa, kita tidak perlu terbebani untuk menjadi yang terbaik, tetapi lebih penting, aturlah siasat untuk selalu menjadi lebih baik setiap detiknya.

Terdapat perbedaan antara keinginan menjadi yang terbaik dengan menjadi lebih baik.

Keinginan menjadi yang terbaik terkadang menyisakan kekecewaan ketika akhirnya kita tidak dapat menjadi seperti apa yang kita inginkan.

Sedangkan menjadi lebih baik menyisakan makna bahwa, dalam proses penyempurnaan langkah yang dilakukan setiap waktu.

Salah satu yang membedakan antara keinginan menjadi yang terbaik dengan menjadi lebih baik adalah pada penerimaan kritik yang diberikan. 

Terkadang keinginan menjadi yang terbaik mengabaikan kritik konstruktif (membangun) yang diberikan oleh orang lain, sedangkan keinginan menjadi lebih baik selalu welcome dengan berbagai kritik yang hadir.

Saat ini, meng-upgrade diri dan siap belajar seumur hidup merupakan suatu keharusan. Dalam  melangkah, suatu kritikan dapat menjadi senjata yang ampuh untuk kita tumbuh dan berkembang. Kita harus bisa belajar menerima dan menyambut kritik sebagai sarana untuk menjadi lebih baik.

"Semakin kita menerima kritik, semakin mudah kita memanfaatkannya untuk membangun keunggulan kita," tegas Indari Mastuti.


Bertanggungjawab pada Masa Depan

Indari Mastuti/sumber foto Dok. Indscript Creative
Indari Mastuti/sumber foto Dok. Indscript Creative


Sejak masih kecil, Indari Mastuti pernah mengalami masa-masa tersulit dalam hidupnya. Berdasarkan pemaparannya, kehidupan Indari Mastuti sejak lama memang tidak bisa mengandalkan bimbingan kedua orang tua. 

Pertama, Bapak pasif membimbing keluarga karena sakit stroke sejak Indari Mastuti duduk di kelas dua SMP dan meninggal ketika Indari Mastuti lulus SMA. Sementara mama sebagai ibu rumah tangga biasa tiba-tiba harus pontang panting membiayai ekonomi keluarga. Nyaris mereka berempat (Indari Mastuti, dua kakak, dan adik) terlantar secara psikologis.

Namun, Indari Mastuti mengatakan bahwa Ia merasa beruntung sebelum peristiwa ketelantaran itu berkat energi positif yang ditularkan oleh sang Bapak.

"Bapak telah menularkan banyak energi positif pada anak-anaknya untuk hidup secara mandiri dan kuat mengatasi segala persoalan," kata Indari Mastuti.

Sehingga, berbagai kondisi prihatin sukses Indari Mastuti jalani walau dengan tertatih-tatih. Walau akhirnya Indari Mastuti mengaku keluarganya memiliki jati diri yang berbeda, dan Indari Mastuti terbukti paling cepat bermetamorfosa.

"Memang, pencarian jati diri kami satu sama lain berbeda," kata Indari Mastuti.

"Di antara kami berempat ternyata yang paling cepat mengalami proses metamorfose adalah saya," tambah Indari Mastuti.

 Hingga akhirnya Indari Mastuti harus berperan menjadi tulang punggung keluarga, "Well, semua saya jalani dengan hati ikhlas dan senang," kata Indari Mastuti.

"Masa depan ada di tangan kita"-Indari Mastuti.


Satu yang Indari Mastuti pahami dari berbagai peristiwa pahit manis hidup adalah bahwa masa depan memang ada di tangan kita.

Kita yang menentukan akan menjadi apa kelak, tidak peduli lingkungan sekitar ingin membentuk kita seperti apa, tapi akhirnya kita juga yang menentukan dan memilih akan keluar menjadi apa.

Indari Mastuti juga menjelaskan bahwa banyak trauma yang dihadapi oleh sahabat akibat masa lalu yang kelam. Banyak pula rasa pesimis dari sahabat ketika berada di lingkungan 'serba kekurangan' untuk bisa menjadi 'seseorang' Bahkan kakak Indari Mastuti sempat menyesali keadaan mereka yang 'serba terhimpit' kemudian memutuskan keluar kuliah karena frustasi.

Kami masing-masing memilih jalan sendiri untuk masa depan yang kami inginkan, tanpa bimbingan orang tua. namun saya sendiri kini semakin menyakini bahwa kita memang bertanggungjawab pada masa depan kita tidak peduli darimana kita berasal.

"Kami, keluar dari kepahitan masa lalu untuk menjelang masa depan yang kami inginkan," kata Indari Mastuti.

Indari Mastuti juga berpesan kepada kita semua, jika orangtua tidak punya waktu membimbing kita, maka kitalah yang harus membimbing diri kita sendiri. 

"Masa depan bukan ditentukan oleh orang lain, tapi sekali lagi, kitalah yang menentukannya!" kata Indari Mastuti

"Masa depan bukan ditentukan oleh orang lain, tapi sekali lagi, kitalah yang menentukannya!" - Indari Mastuti


Sulit Memulai?

Indari Mastuti sangat paham bahwa memulai merupakan hal yang sulit dilakukan oleh banyak orang. Memulai berarti melakukan terobosan baru dalam hidup yang menghasilkan dua kemungkinan --baik atau buruk-

Tapi jika kita tidak berani memulai dari sekarang, mana pernah kita tahu bahwa hal di depan sana ternyata akan menghasilkan perubahan yang jauh lebih baik?

Mungkin yang akhirnya yang terjadi adalah menjadi orang statis alias jalan di tempat, padahal orang lain sudah mencapai sukses tertentu karena keberaniannya untuk memulai.

Indari Mastuti mengatakan bahwa kegagalan adalah hal yang sangat wajar terjadi. Ketika kita memutuskan untuk memulai sesuatu, ternyata hasilnya malah memburuk, maka anggaplah hal itu menjadi bagian dari pengalaman berharga dan sebagai acuan ketika memulai sesuatu yang baru lagi. Semakin banyak memulai dan belajar maka akan semakin berpengalaman.

Semakin banyak memulai dan belajar maka akan semakin berpengalaman"-Indari Mastuti.

Kecewa saat gagal? Indari Mastuti juga pernah mengalaminya! Tetapi Indari Mastuti tidak bisa menjadikan kegagalan sebagai patokan untuk yang lain. Itu sebabnya Indari Mastuti selalu tertantang untuk memulai. 

"KEBAHAGIAAN bukan ditentukan seberapa sukses Anda, tapi Anda berproses ke arah sukses dengan kebahagiaan yang memenuhi seluruh jiwa raga."-Indari Mastuti.

Indari Mastuti/sumber foto Dok. Indscript Creative
Indari Mastuti/sumber foto Dok. Indscript Creative

"Persoalan hasilnya buruk atau baik lihat saja nanti!"kata Indari Mastuti.

 Jangan terbebani dulu dengan hasil, tetapi keberanian untuk memulai tetap menjadi sebuah awal bagus bagi nyali kita!

Ayo lakukan apa yang ingin Anda lakukan! Sekarang!

3 Kebiasaan Sukses ala Indari Mastuti


Sebenarnya, salah satu cara agar kita bisa menjadi sukses adalah kenali kebiasaan yang dilakukan oleh pebisnis tersebut, antara lain:


1. Cerdas Berorganisasi


Semakin kita aktif di komunitas, maka anggota komunitas tersebut juga akan mengetahui sosok kita dan bisnis yang kita geluti. Secara tidak langsung, bisa membuat bisnis kita kian dikenal oleh banyak orang.


2. Bersikap Persuasif


Kita bisa menggunakan akun media sosial untuk promosi. Baik itu promosi berupa branding diri sendiri sebagai pebisnis, promosi produk yang dijual, atau promosi jasa yang ditawarkan oleh bisnis yang digeluti.

3. Pastikan Mengenali Bisnisnya.


Misalnya, kita ingin fokus berbisnis gamis, maka kita akan ahli dalam memilih kain, menentukan desain, hingga seolah-olah benar-benar memahami yang diinginkan target marketnya.

Dengan menduplikasi apa yang sudah dilakukan oleh pebisnis sukses, seperti melakukan 3 hal di atas, akan lebih memudahkan kita menuju titik sukses.


Siap sukses bersama 15 Tahun Indscript Creative?

Sumber DOk. Indscript Creative
Sumber DOk. Indscript Creative


Besiaplah untuk sukses bersama 15 tahun Indscript Creative!

Setuju tidak jika kerja keras adalah kunci untuk mendapatkan segala hal yang diinginkan?

Tidak ada hasil baik yang datang dengan sendirinya tanpa kerja keras dan ketekunan.

Ada kalanya saat berusaha menggapai suatu impian, kita mengalami kegagalan. Hal itu wajar terjadi dan tidak semestinya menjadi penghalang untuk terus maju.

Indari Mastuti menyampaikan bahwa, satu hal yang membedakan antara mereka yang sukses dan tidak ialah seberapa kuat mereka untuk bangkit saat diterpa kegagalan,"Berbahagialah walau kamu GAGAL."

Orang yang mencoba melakukan sesuatu dan gagal jauh lebih baik daripada mereka yang tidak pernah berbuat apa-apa, tetapi sukses.

Sebaik apapun yang kita lakukan, ada kemungkinan kita akan gagal. Tapi bukan berarti dengan itu kita akan berhenti untuk bertindak. 

Jika kegagalan menghampiri, sadarilah bahwa kegagalan bukanlah akhir dari usaha yang dilakukan.

Nikmati proses pencapaian, bukan hasil akhir pencapaiannya! Karena sesungguhnya pembelajaran yang paling baik adalah proses yang kamu lakukan. Hasil akhir hanya merupaka efek yang akan kamu dapatkan.

Kegagalan bisa terjadi ketika kamu bangga punya prasarana yang diperlukan untuk menggapai sasaran. Mungkin karena kita kurang hati-hati menentukan sikap dan bertindak. Mungkin karena kita memilih tujuan yang salah. Tapi, itu bukan alasan untuk menyebut dirimu kalah. 

Jika gagal, segera bangkit dan belajarlah menerimanya. Berbahagia tidak perlu menunggu datangnya kemenangan. Lantas, mengapa kita tidak mencoba berbahagia ketika gagal?

Begitu banyak orang kehilangan kesempatan emas karena mereka berhenti melangkah setelah mendapatkan kegagalan, ada juga yang melewatkan kesempatan karena takut gagal. 

Mereka adalah orang-orang yang tidak akan pernah mampu memanfaatkan potensi luar biasa yang diberikan Allah pada manusia.


"99% KEGAGALAN datang dari orang-orang yang suka memberikan alasan. Orang sukses adalah orang yang selalu ACTION walau dia tahu pasti akan ada tantangan."-Indari Mastuti.


Sebenarnya manusia memiliki potensi yang jauh lebih besar di bandingkan apa yang dia bayangkan. Bahkan ada yang mengatakan manusia hanya memanfaatkan potensi 1% saja. Haaah..99%nya mubazir dong? Tidak juga!

Ketika kita mau memulai dan mencari cara terbaik dalam mengantisispasi kegagalan, maka kita sudah memanfaatkan potensi yang lainnya. Sehingga kita punya 99% potensi yang bisa digunakan untuk meraih harapan.

Berbahagialah!***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun