Halte Bus yang Merindu
Oleh Leni Marlina
Berdiri aku di ujung jalan, di bawah langit Clayton yang merona jingga,
Lampu-lampu kota Monash berkelip lembut, menembus kabut tipis sore Melbourne.
Aku lebih dari sekadar tempat berhenti,
Aku adalah saksi bisu perjalanan di kampus yang ramai, tapi kadang sunyi.
Setiap pagi, aku menunggu dengan rindu yang tak terucap,
Mahasiswa bergegas dengan tas penuh buku dan harapan,
Anak-anak sekolah melintas dengan seragam yang rapi,
Warga yang bekerja di Clayton, Monash, dan Melbourne,
Semua membawa mimpi mereka, tersembunyi di balik langkah yang cepat.
Aku merindukan jejak kaki yang menapak lembut di trotoar di depanku,
Senyum hangat  dan wajah-wajah cerah di awal hari.
Mereka berbagi cerita tentang sekolah, kuliah, pekerjaan, keluarga, atau sekadar cuaca Melbourne yang tak terduga,
Dan aku mendengarkannya, membiarkan setiap kata dibelai angin dingin Victoria.
Ketika malam menjelang, dan kampus-kampus di Monash and Melbourne mulai sepi,
Aku tenggelam dalam rindu yang tak dapat kuungkapkan.
Mendengarkan tram yang lewat dengan cahaya remang,
Menghitung detik hingga fajar kembali menggairahkan Victoria dengan keramaian.
Aku tak pernah lelah menanti,
Sebab setiap pagi dan petang mereka datang membawa energi.
Aku, halte bus yang merindukan penumpang setiaku,
Menggenggam setiap perpisahan seperti untaian mimpi yang tertinggal,
Menunggu mereka kembali, dalam pelukan rinduku yang bergetar di jalan-jalan Victoria ini.
*
Deakin University at Burwood Campus, Melbourne, Australia, 2011.
-----------
Penulis adalah dosen FBS Universitas Negeri Padang;  founder and head of World Children's Literature Community (WCLC); anggota asosiasi penulis Satu Pena Sumatera Barat -Indonesia, anggota asosiasi  penulis Victoria-Australia, dan anggota Hongkong ACC International Writers Community.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H