Mohon tunggu...
Leni Marlins
Leni Marlins Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

hobi menulis tentang banyak hal untuk menyampaikan ide

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembali Belajar Setelah Gagal, Dijamin Berhasil?

3 Januari 2021   19:06 Diperbarui: 3 Januari 2021   20:20 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Engin Akyurt dari Pexels 

Tak ada orang yang tidak pernah mengalami kegagalan. Meskipun "gagal" sebenarnya bersifat relatif, tergantung dari sudut pandang yang diambil. Ada yang merasa gagal dalam percintaan dan keluarga, gagal mencapai cita-cita, gagal membangun relasi dengan orang lain, bahkan gagal menjadi diri sendiri.

Perasaan gagal ini selalu bikin frustrasi pada awalnya. Tak jarang timbul pertanyaan; apakah jika kembali belajar setelah gagal, bisa benar-benar berhasil?

Memetakan Sikap Saat Gagal

Saat seorang teman atau kenalan mengalami kegagalan, kita sering dengan gampang berkata, "Udah, ambil hikmahnya aja!" Kalimat ini terdengar bijak. Daripada menyesali kegagalan, tentu lebih baik belajar dari peristiwa tersebut. Faktanya, mengambil hikmah dari sebuah kegagalan tidaklah mudah.

Jika dikelompokkan secara sederhana, tipe orang dalam menghadapi kegagalan terbagi dua. Pertama, orang yang mengalami stres berlebihan karena gagal. Kedua, orang yang cuek dengan kegagalan.

Kelompok pertama mungkin akan mengambil dua tindakan yang berbeda, yaitu trauma dan tidak mau mencoba lagi atau justru terdorong kembali mencoba (meskipun butuh waktu lama untuk bangkit).

Kelompok kedua juga dapat mengambil dua sikap yang berbeda. Pertama, mereka yang dengan mudah menerima kegagalan dan tak jera untuk kembali belajar dan mencoba.

Kedua, kelompok yang gagal, tetapi tak mau mencoba lagi di bidang yang sama. Bukan karena takut, tetapi karena tak mau repot. Mereka menyerah dengan mudah sekaligus tak terpengaruh terlalu banyak dengan peristiwa tersebut.

Dari beberapa kelompok tersebut, tipe manakah Anda? Mengenal diri sendiri, terutama dalam masa-masa terberat, adalah cara terbaik untuk bangkit kembali. Begitu pula saat menghadapi kegagalan, ada baiknya memahami reaksi dari diri sendiri.

Apakah kita terlalu mudah kecewa dan tenggelam dalam kesedihan? Atau, kita justru tak peduli dan begitu mudah berpaling dari cita-cita semula?

Foto oleh Jill Wellington dari Pexels 
Foto oleh Jill Wellington dari Pexels 

Apa Respons Terbaik?

Tahun 2020 adalah tahun yang berat bagi semua orang. Pandemi menghajar kehidupan manusia dari segala sisi; mengubah banyak orang dan menjadi penyebab kegagalan-kegagalan yang berbeda pada tiap pribadi.

Ada banyak pengusaha yang gagal mencapai resolusi bisnis. Ada pekerja yang gagal mempertahankan pekerjaan. Ada suami istri yang renggang dan bercerai karena gagal menjaga keharmonisan rumah tangga.

Meskipun semua orang mengalami kegagalan pada tahun lalu, (reaksi dan) respons yang ditunjukkan berbeda-beda. Tak sedikit yang mengeluh, kecewa, dan makin pesimis. Di sisi lain, ada yang justru terpacu untuk lebih aktif bergerak mengatasi setiap ketidakmungkinan.

Contohnya, mereka yang bangkit kembali dengan strategi berbeda untuk mencari nafkah meskipun di-PHK dari pekerjaan. Mereka yang pantang menyerah mencoba cara baru untuk mendapatkan pemasukan di masa pandemi yang sulit.

Semua itu tak lepas dari keinginan yang kuat. Namun, satu hal yang pasti, ada keinginan untuk belajar dari kegagalan yang pernah terjadi. Kembali belajar bagi setiap orang tidak segampang yang diharapkan. Apalagi karena kita harus menengok ke belakang, ke tempat kita "dipecundangi" oleh situasi.

Butuh kerendahan hati untuk mengakui bahwa kegagalan itu sebagian besar merupakan kesalahan kita yang kurang pengetahuan dan pengalaman.

Kembali Belajar di Tahun Baru

Ya, kita semua adalah "pelajar" kehidupan dalam setiap peran yang kita ambil saat ini. Seorang ibu harus terus belajar untuk menjadi orang tua yang bijak bagi anak-anaknya. Seorang karyawan harus terus belajar untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan efisien. Seorang pribadi pun harus belajar lebih banyak untuk berinteraksi dengan sekitarnya dan belajar bertanggung jawab.

Hal yang patut disadari, tidak ada kata berhenti untuk belajar. Tiap hari kita harus belajar. Begitu pula pada tahun yang baru ini, kembali belajar layak menjadi salah satu resolusi. Belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik; berbekal pengalaman pada tahun kemarin.

Lalu, apa saja yang perlu kita persiapkan? Pertama, keinginan yang kuat untuk berubah. Pandemi global mungkin saja menghalangi langkah-langkah kita untuk maju dan mewujudkan cita-cita, tetapi itu bukan alasan bukan? Dengan keinginan yang kuat, mimpi akan menemukan jalannya sendiri.

Kedua, menggunakan berbagai cara untuk belajar. Jangan terpaku pada satu buku, satu metode, satu strategi. Cobalah semuanya selama sesuai dengan prinsip-prinsip yang kita anut.

Cobalah cara belajar yang tak pernah kita lakukan selama ini. Jika mengharapkan hasil yang berbeda, kita mungkin harus melakukannya dengan cara yang berbeda pula.

Ketiga, membuat target yang tepat. Apa yang ingin dicapai pada tahun yang baru ini? Jika Anda ingin memperbaiki hubungan dalam rumah tangga, kembali belajar untuk menghargai pasangan. Jika ingin sukses dalam ekonomi, belajarlah ilmu bisnis dengan penuh ketekunan. Target yang jelas akan menuntun kita dengan lebih mudah.

Terakhir, meskipun telah belajar dan berusaha mati-matian mencapai sesuatu, kegagalan mungkin saja masih akan terjadi. Namun, jika direnungkan dalam-dalam, upaya yang telah dilakukan selama itu setidaknya memberikan rasa lega. Jika pun gagal (lagi), kita sedikit banyak makin tahu celahnya di mana.  Tak perlu khawatir, coba lagi dan lagi, hingga berhasil. Semangat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun