Pembagian raport sekolah anakku yang kedua adalah saat-saat paling menyebalkan yang aku hadapi. Dari mulai TK sampai SD, hampir semua wali kelas akan mencecoki diriku dengan saran-saran bijak yang sungguh terasa sesak buat aku.
"Bu, tolong ya bantu anaknya untuk lebih giat belajar di rumah. Karena anak ibu sedikit tertinggal dari teman-temannya yang lain!" kalimat ini  begitu  akrab dengan telingaku ini yang terlontar dari mulut-mulut bijak guru anakku.
Saat aku dikasih saran sama guru, biasanya ikut disaksikan tatapan-tatapan orang tua dari teman-teman anakku yang diiringi sesungging senyuman yang terasa sinis seakan-akan memperjelas kalimat halus dari guru anakku, "Hey bu, bantu belajar dong anakknya. Gimana sih ... cuma anak ibu loh yang bodoh, teman-teman nya pintar-pintar". Sakit.....sedih...perih !!!
Nasehat-nasehat dari suami ku lah yang bisa mengusir rasa sakit.....sedih...perih tersebut. Dengan sabar suamiku  senantiasa menghibur dan menyemangati agar aku selalu bersyukur walaupun kondisi anakku di cap sebagai "anak bodoh".
Oke silahkan anakku di cap bodoh di sekolah, tapi itu tidak mengurangi rasa syukur aku kepada tuhan yang masih memberi kesempatan kepada anakku untuk hidup sampai sekarang. Yaaaa ... saat masih bayi beberapa kali anakku hamper kehilangan nyawa.
Kadang suamiku mencecoki otakku dengan kisah-kisah orang sukses. "Mom...., apakah kamu tau kisah kehidupan Kolonel Sanders yang mendirikan KFC restoran cepat saji yang sangat terkenal itu?"apakah dia pintar? Jenius? Lulusan universitas ternama? Dia selalu gagal baik dalam hal pekerjaan maupun pendidikan. Hidupnya miskin, sampai-sampai dia berniat untuk bunuh diri.
Ternyata dia punya kelebihan yaitu memasak, di usia yang sangat tua Kolonel Sanders jadi seorang yang milyarder sukses dengan keahlian memasak ayam yang dia kuasai, bukan karena kepintaran yang didapat dari bangku sekolah.
Oke anakku "bodoh" di sekolah yang terbatas oleh waktu dan ujian sesaat yang hanya perlu jawaban a,b,c atau d. Jika pun pertanyaan esai pun, jawabannya ada di buku pelajaran.
Tetapi di kelas kehidupan, dimana pelajarannya tidak terbatas oleh waktu dan ujian dilakukan setiap saat tentang kesempitan dan kelapangan yang diberikan silih berganti dengan kunci jawabannya hanya sabar dan syukur, yang bukan hafalan tapi harus dijalani dengan penuh keikhlasan, Aku yakin Tuhan telah mempersiapkan yang terbaik buat anakku.
Kita yakin bahwa Tuhan itu adalah Yang Maha Sempurna
Manusia adalah sebaik-baiknya Ciptaan-Nya