Mohon tunggu...
Leni Jasmine
Leni Jasmine Mohon Tunggu... -

Penikmat Seni

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Phoniex

15 Juli 2017   19:54 Diperbarui: 15 Juli 2017   20:12 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Entah mengapa rasanya aku percaya dengan perempuan ini mampu melakukan semua itu, aku merasakan apa yang membuatnya kebingungan, kesedihan, kemarahan.  Tiba-tiba jantungku terasa berdegub kencang, sekian detik aku terdiam, lalu dia berkata " Kau begitu anggun penuh wibawa saat kau begitu sabar mendengar keluhan pasien-pasienmu, kau bisa menyerupai apapun sesuai siapa yang datang sehingga orang itu dengan leluasa bicara denganmu, kau pandai sekali, kau bahkan mampu seperti apa yang aku lakukan, kau tunjukan kepolosan ketika berhadapan dengan mereka yang seprofesi denganmu, seakan kau ini perlu bimbingan.  Kau bahkan punya kemampuan untuk amnesia, atau mengacaukan alat periksa detak jantung disebuah rumah sakit untuk menyatakan bahwa kau sakit.

Perempuan itu menarik tanganku lalu ia mengatakan " Jangan amnesia dihadapanku, lihatlah...pandanglah aku..." katanya seakan ia balik menghipnotis aku, dan aku turuti permintaannya, " pandanglah kedalam" lalu kami saling tatap lalu dia berkata lagi " Bukankah kau sebenarnya saat ini sedang memandang sebuah cermin?" Tak terasa menetes air mataku sama seperti perempuan dihadapanku ini.  Dan tiba-tiba semua terasa gelap dan aku melayang-layang seperti terjatuh dari ketinggian, lalu terang dan beberapa episode kejadian itu ada dihadapanku seakan aku sedang diperlihatkan banyak kejadian.  Lalu senyap dan dingin, gelap, samar kudengar ada yang memanggil namaku.

Ternyata telah pukul 06:00 pagi, ohh...ternyata mimpiku sangat aneh dan sedikit menyeramkan, tapi setidaknya itu hanyalah sebuah mimpi, aku tersenyum sendiri sambil menyiapkan beberapa peralatan untuk praktek, hari ini jadwal mengunjungi ke rumah pasien.  Lalu aku bergegas hendak keluar dan dari dalam aku mendengar teriakan Dina temanku, " Tunggu jangan pergi dulu, ini ada titipan" kata dina seraya menyerahkan sebuah amplop tertuliskan "ILONA DAPHNAH, terima kasih telah kutemukan cerminku" Lalu aku periksa isi amplop itu, ternyata ada uang dua belas juta rupiah, aku terdiam sejenak aku berpikir keras, bukankah semua itu hanya mimpi?  Lalu aku bertanya pada Dina, " Din, siapa yang memberi amplop ini?"  Dina memandangku aneh " Lho kamu ini gimana sih, dua hari lalu kamu kedatangan tamu, kamu layani dia nonstop dari pagi ke pagi, lalu tadi subuh dia pamit pulang dan bilang bahwa kamu tertidur kelelahan terus dia menitipkan ini (menunjuk amplop yang aku pegang) dia berpesan untuk membangunkanmu setelah matahari terbit saja."

Aku terdiam, aku kehilangan kata-kata, jadi semua ini benar terjadi? Badanku terasa lemas, Dina membawaku duduk di sofa dan memberiku secangkir green tea hangat.

Bandung, 15 Juli 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun