Mohon tunggu...
Leni Fatma
Leni Fatma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Leni Fatma Liana, hobi saya mendengarkan musik, menonton film dan terkadang menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta di Ujung Waktu Dhuha

31 Oktober 2023   15:35 Diperbarui: 31 Oktober 2023   17:17 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shalat dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang banyak sekali keutamaannya. Memang berat dikerjakan pada awalnya, namun bila senantiasa berusaha untuk melakukannya maka akan timbul rasa cinta. Seperti yang dirasakan oleh Hanin Raihana Syahira, yang telah jatuh cinta pada dhuha. Cintanya pada waktu dhuha mengalahkan cinta yang ia miliki untuk seorang pemuda yang hanya memandangnya sebagai seorang adik. 

Hamzah Al Fatih, lelaki yang tak mampu Hanin sebut dalam doa sepertiga malamnya. Hamzah merupakan anak angkat dari kedua orangtua Hanin yang kini telah bekerja di luar kota. Tutur kata, adab, dan ilmu agama yang ia miliki dan mampu ia terapkan menumbuhkan rasa kagum dalam hati Hanin. 

Namun, Hanin sadar bahwa tak semestinya ia menyimpan sebuah rasa oleh pemuda yang kerap ia panggil kakak. Juga tak sepantasnya ia mempunyai rasa pada seseorang yang belum halal untuknya. Maka dari itu, ia selalu berusaha agar dhuha menjadi cinta yang tak tergantikan. 

"Dimana Hanin ayah?, sudah lama aku tidak melihatnya". Hanin rasakan dadanya berdesir saat mendengar suara Hamzah yang mencarinya saat sedang bertelepon dengan ayahnya. Sang ayah yang sedang duduk di kursi ruang tamu pun segera memanggil namanya. "Hanin kemari nak, kakakmu mencarimu". 

Dengan sedikit bergetar Hanin menuju ruang tamu dengan masih mengenakan mukena miliknya. Hatinya mengucap istighfar saat melihat sang kakak dari layar handphone. "Assalamu'alaikum, kak", Hamzah tersenyum menjawab salam dari Hanin, "wa'alaikumussalam". Wallahi, tiada henti hati Hanin mengucap istighfar karena senyum tersebut. 

"Apa kamu baru saja melaksanakan shalat dhuha, Hanin?" tanya Hamzah melihat adiknya yang baru saja duduk disebelah ayang angkatnya. "Iya kak". Jawab Hanin.

"Kenapa kamu begitu menyukai dhuha, Hanin?", itu merupakan pertanyaan sederhaan namun mampu menimbulkan senyum dalam bibir ranum Hanin. 

"Dhuha yang Hanin lakukan sebagai bentuk rasa syukur Hanin kepada Allah, kak. Allah selalu kasih nikmat yang bahkan Hanin sendiri jarang memintanya. Nikmat sehat, nikmat karena masih berkumpul sama ayah bunda, dan nikmat karena masih mampu bersujud kepadaNya. Allah kasih nikmat yang luar biasa untuk Hanin dan Hanin hanya mampu melaksanakan dhuha sebagai bentuk syukur Hanin kak". 

Jawaban tersebut membuat senyum ayah, bunda, dan Hamzah timbul. Setelah sedikit berbincang, Hanin kembali ke kamarnya yang ada di belakang ruang tamu. Namun, hatinya terasa remuk saat mendengar percakapan Hamzah dengan kedua orang tuanya. Hamzah akan meminang seorang wanita yang ia temui dalam perantauannya. 

 Air mata tanpa terasa menetes menuruni pipinya. Batin terguncang, hanya asma Allah yang mampu ia ucap. Mungkin ini merupakan teguran dari Allah yang cemburu karena ia baru saja terlena atas rasa kagum pada hambaNya. Istighfar lantas ia lantunkan. 

Pernikahan Hamzah akan dilakukan dalam waktu yang tidak lama. Ia akan menikahi Yasmin Zahira, wanita sholehah yang mampu membuat Hamzah menjatuhkan kagumnya. Disamping persiapan pernikahan Hamzah, Allah berikan kejutan yang meremukkan hati untuk Hanin serta ayah bundanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun