Mohon tunggu...
Leni Fatma
Leni Fatma Mohon Tunggu... Penulis - Mengubah luka menjadi aksara

Membias luka dengan menulis, membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pandemi, Rasa Simpati atau Hak yang Menjadi Prioritas?

17 Oktober 2020   19:29 Diperbarui: 17 Oktober 2020   19:39 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mogok kerja? Apa enggak malah di berhentikan tanpa hormat.

Jadi, apa yang harus iya perbuat. Bak, menelan bulat-bulat simalakama.
Menagih haknya? Atau mempertahankan rasa simpatinya?.

Sementara dari pihak atasanpun tidak mengatakan apapun, perihal maaf atas keterlambatan. Atau terimakasih atas pengertian satu bulan lalu karyawannya sudah bersedia menunggu.

Apakah ada bulan ketiga yang menunggak? Ah entahlah. Menagih hanya membuatnya pegal hati. Kalau tidak disuruh menunggu lagi, mungkin dicaci maki. "Apa kamu tidak bisa bersabar! , kami sedang mengusahakan!. Apa kamu tidak bisa sedikit saja punya rasa simpati? , pasti kami bayar.! Bos masih sakit keras! perusahaan sedang menurun pendapatannya! " Citra membayangkan cacian dari atasannya itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun