Mohon tunggu...
Leni Fatma
Leni Fatma Mohon Tunggu... Penulis - Mengubah luka menjadi aksara

Membias luka dengan menulis, membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gadis Malang, Terbiasa Bangun Siang

24 November 2019   00:36 Diperbarui: 24 November 2019   08:43 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Panggil saja yono, pria berumur 27 tahun itu bekerja disalah satu perusahaan swasta didaerah solo. Ia merupakan anak pertama dari pasangan ibu sastro dan bapak muji.

Suatu hari ia mengatakan keinginannya untuk menikah kepada bapak ibunya. Ia berniat melakukan ta'aruf pada salah satu gadis yang tinggal di sebrang desa sana.

Gadis itu teramat manis, lesung pipinya yang khas saat ia tersenyum dan tak kalah balutan jilbab yang menyejukan bagi siapa saja yang memandang. Gadis itu  melakukan kegiatan rutin mengajar TPA di salah satu Masjid terbesar dekat rumah yono.

Dibantu rekannya gita dan budi pasangan yang baru saja sebulan lalu menikah. Yono dan sang gadis itupun bertukar CV.

Nama : Yono
Pekerjaan : Karyawan tetap
Bla
Bla
Bla

Gadis itu tersenyum, manakalah membaca cv yono.

Sementara itu, yonopun demikian saat membaca CV sang gadis

Nama :Fatimah
Pekerjaan :Guru
Bla
Bla
Bla

Yono memang mengagumi gadis itu, pasangan yang ideal dengan pekerjaan mulia, cantik rupa dan hati, apa yang kurang?. Yono kerap bertemu saat menjelang ashar, yono menunaikan shalat ashar kemudian pulang dan gadis itu setelah shalat lalu mengajar anak-anak mengaji.

Dua minggu setelah bertukar CV, perasaan yono justru tidak menentu. Seperti ada yang mengganjal. Bukankah yono yang menginginkan gadis itu? Yono pula sudah meminta doa restu kepada orang tuanya. Harusnya yono tinggal melanjutkan tahap selanjutnya. Tetapi yono menyerahkan semuanya kepada ALLAH SWT.

Di pagi hari pada minggu ketiga, yono berjalan-jalan keliling desa. Masih dengan perasaan yang berkecamuk, tidak ada kemantapan untuk menuju ketahap selanjutnya. Yono terus berjalan tanpa henti, hingga tibalah dia disuatu rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun