Mohon tunggu...
Leni Corianti
Leni Corianti Mohon Tunggu... Teknisi - belajar menulis

seorang karyawan swasta...^_^...

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dunia dalam Pikiranku

17 Juni 2021   10:36 Diperbarui: 17 Juni 2021   10:40 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kecemasan tiada akhir hanya merugikan diri sendiri"

Sudah lama sekali aku tak menulis diary. mungkin jari-jari ini sedikit tidak synch dengan apa yang aku ada di dalam pikiranku. Karena kebiasaan menulis diary ini sudah lama kutinggalkan karena sibuk dalam keseharian menjadi seorang wanita dengan kehidupan memiliki banyak profesi, jadi ibu rumah tangga dengan 2 orang anak, jadi seorang Isteri, jadi seorang karyawati disalah satu perusahaan nasional, jadi pelajar dengan ikutan training mandiri. hahah banyak sekali ya, padahal ga sesibuk itu karena masih bisa menyempatkan diri menonton drama korea dengan aplikasi OTT yang cem macem. 

Jujur sebenarnya nonton drakor itu menyenangkan tapi buat banyak waktu kita yang produktif hilang, sesekali kita boleh menikmati apa yang menjadi kesenangan kita, tapi jangan terlalu sering ya bisa merusak kesehatan, karena aku tuh tipe penonton drakor marathon karena rasa penasaran yang tinggi bisa nonton 20 episode dalam 2 hari, coba hitung berapa waktu yang bisa kita habiskan jika satu episode kurang lebih sekitar 1 jam kita butuh 20 jam untuk menonton 20 episode. 

Menulis diary membuatku menjadi diri sendiri karena aku suka mengekspresikan diri lewat tulisan, karena perkataan tanpa tulisan hanya menjadikan itu kosong belaka. Dengan tulisan kita bisa berpikir dalam mengekspresikan emosi, dengan perkataan terkadang orang menjadi salah paham apalagi saat diri dalam kekalutan, suka terlontar kata yang tak seharusnya terucap, tanpa kita sengaja bisa melukai orang lain, padahal tujuan kita ga seperti itu.

Akhirnya aku memutuskan untuk menulis diary kembali, karena banyak hal yang membuatku benar-benar membuatku lelah, semua karena pandemi covid 19 yang berlarut-larut belum tahu episode terakhirnya kapan. lama tak ku ikuti kasusnya, namun status wa teman-teman menginformasikan bahwa kasus Covid naik significant di Jakarta.

Persoalan begitu banyak karena covid 19 ini. Tidak hanya mengenai pendapatan yang menurun drastis padahal dimana cicilan masih banyak, pendidikan anak yang mengkhawatirkan, belum lagi banyak orang disekitar yang tiba-tiba tertular penyakit ini secara significant.

Entah bagaiamana cara mengatasi pandemi ini, tapi dari cara penanganannya selama ini sungguh memprihatinkan, tenaga kesehatan pun mulai kewalahan, penyaluran vaksin yang belum optimal, sistem peraturan yang tumpang tindih kepentingan. Banyak berita-berita Hoax yang merugikan, mengeluh pun tiada guna. 

Masyarakat yang masih sepele dalam penerapan Gerakan 5m. apa saja itu 5M.

  1. Memakai masker
  2. Mencuci tangan
  3. Menjaga jarak
  4. Membatasi mobilitas dan interaksi
  5. Serta menjauhi kerumunan

Sulit diterapkan dimana manusianya hanya memikirkan kesenangan pribadi, sudah pernah terkena virus pun menjadi jumawa dan sering lalai tidak berhikmat. Oh Lorrrrdddd, kenapa kehidupan manusia begitu rumit ya.

Pandemi ini sudah memasuki masa 16 bulan lebih beberapa hari di Indonesia, namun rasa pesimis menghantuiku saat ini. Tingginya penyebaran, pengurangan waktu WFH, kehilangan waktu untuk mengajari anak dirumah walau sekarang lagi masa libur sekolah namun anakku harus banyak mengejar materi yang tertinggal sebelumnya karena PJJ penyerapannya kurang optimal, efek gangguan jaringan internet yang cukup tinggi.

Banyak informasi gejala Covid19 yang membuat semakin paranoid. Informasi yang tak terkontrol dan ketidak disiplinan dalam penerapan 5M membuat rasa pesimis ini terus terpupuk kian hari. 

Anak-anak membutuhkan ruang gerak untuk bermain di alam terbuka, namun harus terkurung di dalam rumah sekian lama karena Covid19 yang tak kunjung hilang.

Mungkin ini dunia dalam pikiranku yang membuatku terkungkung dalam kecemasan. fuhh, aku harus bisa keluar dari rasa paranoid yang tinggi.

Tak dapat ku pungkiri pula, Pandemi ini membuat kami lebih berhemat dalam keuangan karena tidak perlu mengeluarkan budget rekreasi keluarga, tidak perlu mengeluarkan biaya Salon dan Makeup, bisa belajar bercocok tanam dirumah pohon kelengkeng mau panen ke tiga, dan tidak perlu ada budget ke dokter karena anak sakit. Selama dirumah aja, anak-anak tumbuh dengan sehat, tidak terkontaminasi dengan virus-virus di sekitar.

Aku belajar berhikmat dengan adanya Pandemi Covid19 ini, berusaha untuk tidak lalai dalam menjalani 5M dan rajin minum air jahe merah ditambah gula aren sebelum tidur malam.

jahe-merah-gula-aren-60cabeb506310e0f12017d12.jpg
jahe-merah-gula-aren-60cabeb506310e0f12017d12.jpg
Bisa punya waktu lebih banyak bersama keluarga itu juga bagian dari anugerah, kita menjadi dewasa dalam menyikapi kekurangan yang terjadi selama ini. Bisa saling membantu keluarga yang terpapar virus Covid19 walaupun ekonomi keluarga kita juga terdampak, belajar memberi walau kita kekurangan. Tidak mengucilkan orang yang mengalami sedang menderita Covid19 namun harus berusaha membantu mereka dengan tidak lupa proteksi diri sendiri.

Menulis ini membuatku kembali bisa menghilangkan rasa pesimisku, ada hikmat didalam semua perkara. Namun aku tetap berharap semoga para tenaga kesehatan tak mengalami kelelahan dan rasa pesimis karena pasien yang membludak, dan para ahli bisa menemukan obat atau serum yang bisa mengatasi virus ini.

Aku merindukan bernafas bebas tanpa masker dan bisa beribadah bersama anak-anakku lagi dan bisa bawa anak main ke kantorku lagi. mari kita sama-sama berjuang dimasa sulit ini. perketat protokol kesehatan dengan 5M, memang tak nyaman bernafas dengan masker, namun ini cara terbaik yang bisa kita lakukan saat ini.

salam namaste

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun