Mohon tunggu...
Leni Setya Wati
Leni Setya Wati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - Almamater Wartawan Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wanita Cerdas dan Sistem Patriarki dalam Kacamata Islam

11 Juli 2022   12:00 Diperbarui: 11 Juli 2022   12:09 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan muslimah (Sumber: pexels)

Pernah dengar, para ulama dalam sesi dakwahnya mengatakan hal seperti berikut

Wanita adalah tiang negara, apabila baik wanitanya maka baiklah negaranya, dan apabila rusak wanitanya maka rusak pula negaranya

Meskipun setelah ditelusuri kata-kata ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadist tapi esensi maknanya cukup dalam untuk memotivasi para perempuan, khususnya perempuan muslimah untuk terus mengepakkan sayapnya mengejar prestasi di dunia akademik maupun non-akademik, sebagai agen perubahan, ikut serta dalam memajukan peradaban dunia, bangsa dan juga negara.

Lalu apa kaitannya dengan sistem patriarki?

Berbicara mengenai patriarki, banyak orang yang kerap menganggap bahwa sistem ini merupakan ajaran dan warisan budaya islam. Padahal, islam pertama kali datang di tanah Arab justru untuk mengangkat derajat dan martabat para perempuan, yang pada masa itu, dalam masyarakatnya, perempuan dianggap sangat hina.

Jangankan memiliki kedudukan yang terhormat, perempuan pada kala itu hanya dijadikan sebagai alat pemuas laki-laki dan dianggap tidak memiliki kemampuan apapun yang menguntungkan dan setara dengan laki-laki, sehingga pembunuhan terhadap perempuan di zaman Jahiliyah atau pra-islam itu terbilang cukup tinggi.

Tentunya, sebagai muslimah yang hidup dan tinggal di zaman dan negara yang memberikan kebebasan luar biasa dalam berkarya ini, seharusnya semakin memotivasi kita semua dalam mengejar cita-cita yang lebih tinggi, seperti halnya dengan pendidikan. Perempuan muslimah tidak seharusnya malu untuk menempuh pendidikan tinggi.

Perempuan merupakan ibu dari anak-anaknya, istri bagi suaminya, perempuan juga punya visi misi kekhalifahan di bumi yang setara dengan laki-laki. Dalam tugas dan peran yang diembannya tersebut tentu diperlukan manajemen problem solving yang baik.

Bagaimana caranya mengurus segala keperluan rumah, berbakti terhadap suami, mengurus pendidikan anak, cerdas mengelola keuangan, dan harus siap menjadi patner suami dalam segala bidang tanpa adanya dominasi peran didalamnya.

Maka dari itu penting dan wajib hukumya bagi setiap insan manusia, tidak terkecuali para muslimah untuk pergi menuntut ilmu, karena dalam islam, baik perempuan maupun laki-laki memiliki derajat yang setara dalam pandangan Allah SWT.

Kewajiban menunut ilmu juga telah banyak dijelaskan dalam Al-Qur'an, salah satunya dalam QS. Al-Mujadalah yang dalam terjemahan ayatnya berbunyi

"Hai orang-orang beriman, apabila dikatakan kepadamu: 'Berlapang-lapanglah dalam majelis,' maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: 'Berdirilah kamu,' maka berdirilah niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS.Al-Mujadalah [58]: 11).

Salah satu perempuan yang banyak menjadi teladan dan  role model bagi muslimah millenial masa kini dalam bidang pendidikan adalah istri dari Nabi Muhammad SAW yaitu Aisyah binti Abu Bakar. Sayyidah Aisyah atau Aisyah binti Abu Bakar merupakan perempuan cerdas pada zaman Rasulullah SAW yang banyak berkecimpung pada berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Diketahui bahwa Aisyah ra telah menguasai berbagai disiplin ilmu agama seperti dalam bidang tafsir, hadist dan fikih, sedangkan dalam ilmu umum Aisyah ra juga menguasai ilmu kedokteran, syair dan geneologi (keturunan).

Diketahui juga bahwa berkat kecerdasannya tersebut, Aisyah ra kerap berdiskusi dan memberikan ide-ide cemerlang di kalangan para sahabat.

Aisyah disebut-sebut telah banyak meriwayatkan hadist, khususnya pada bab rumah tangga, bahkan Aisyah sering disejajarkan dengan deretan penghafal hadist terkemuka seperti Abu Hurairah, Ibnu Ummar, dan Annas bin Malik. Hal ini dikarenakan setidaknya telah ada 2.210 hadist yang diriwayatkan olehnya.

Muslimah masa kini tentunya tidak mau kalah dengan kecerdasan yang dimiliki oleh Aisyah bukan?

Kontribusinya dalam ilmu pengetahuan sangat tinggi. Sehingga untuk para muslimah yang sedang menempuh pendidikan tinggi harus terus mengobarkan semangat menuntut ilmu dan memanfaatkannya untuk kemaslahatan bersama karena menuntut ilmu merupakan jihad fisabilillah.

Ingat, bahwa sistem patriarki bukanlah budaya islam. Islam adalah islam. Islam adalah agama yang datang untuk menawarkan keadilan, kesetaraan, kehormatan, kemaslahatan serta segala bentuk kebaikan lainnya melalui pedoman kehidupan (Al-Qur'an) yang di desain bagi seluruh umat manusia yang bertaqwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun