Mohon tunggu...
pelangi
pelangi Mohon Tunggu... Marketing -

Warna yang melukis wajah saya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Republik Nyinyir

20 Juli 2017   15:50 Diperbarui: 20 Juli 2017   16:34 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi Pribadi)

Lalu jadi perang kata-kata antara pemuja dan pencela

Ruang pribadi tak lagi jadi milik sendiri

Semua terbuka tanpa adanya privasi

Tiap peristiwa diumbar dan disebar tanpa hati dan malu

Lalu ramai-ramai dinyinyiri tanpa nurani

Inilah negeriku

Republik Nyinyir

Dimana manusia merasa menjadi Tuhan

Punya hak mengadili, 

Hingga tak segan menghakimi

(Dokumentasi Pribadi)
(Dokumentasi Pribadi)
20/07/2017, @pelangi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun