Mohon tunggu...
pelangi
pelangi Mohon Tunggu... Marketing -

Warna yang melukis wajah saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

LGBT dan Kampanye yang Tak Tampak

17 Februari 2016   16:57 Diperbarui: 17 Februari 2016   17:04 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tadi malam untuk pertama kalinya dalam beberapa lama saya kembali menonton TVOne. Yah memang saya cukup malas untuk menonton TV salah satu statsiun TV yang satu ini, disamping saya memang sudah malas juga untuk nonton TV Indonesia karena acaranya yang memang tidak menarik. Namun, karena acara ILK kali ini mengangkat tema menarik, jadi saya jadi cukup tertarik juga untuk tidak memencet tombol remote untuk pindah-pindah chanel. Tema LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender), Ok baiklah menarik untuk disimak..

Yah.. LGBT sekararang ini kembali mengusik sendi kehidupan sosial di negeri ini, setelah berita besar-besaran pada saat Amerika melegalkan pernikahan sejenis. Semua seperti terlihat terperangah kembali dengan fenomena LGBT di negara ini. Seolah-olah baru tersadar bahwa kampanye LGBT di negara ini adalah hal baru dan dilaksanakan tidak secara masif.

Saya sendiri sudah lama merasakan adanya Kampanye LGBT di negeri ini. Namun sangat halus dan seakan tidak tampak. Sebagai seseorang yang belajar ilmu komunikasi saya sangat sadar bahwa LGBT sedang dikampanyekan dengan cara yang masif dan... betul sekali menyasar kaum muda yang selalu ingin tahu, ingin mencoba, dan lebih berfikiran terbuka.

salah satu contoh adalah saya sering sekali menemukan dibeberapa media online yang memperlihatkan kemesraan kamu LGBT, atau selebritis A dan B dari Amerika sana mengaku LGBT, maupun dukungan-dukungan tokoh-tokoh terhadap LGBT. Saya sadar bahwa media tersebut menyajikan fakta, namun yang harus disadari adalah tidak semua pembaca bersikap kritsis. Tidak semua pembaca mampu menyaring informasi secara benar. Berita tersebut adalah fakta, tapi yang mungkin tidak disadari adalah memperlihatkan prilaku tersebut (LGBT) adalah biasa.

Yah.. sangat terasa sekali bahwa kampanye LGBT sedang masif. Tapi sasarannya bukanlah untuk legalitas, pengakuan, maupun pembelaan terhadap mereka yang terkena diskriminasi. Tujuan kampanye tak tampak ini adalah untuk mengesankan bahwa prilaku LGBT itu adalah biasa. Sederhana namun sangat berbahaya. Setelah kaum muda menganggap LGBT maka selanjutnya adalah bencana. 20 - 30 tahun kedepan, LGBT sudah tidak akan lagi menjadi masalah sosial.

Media, memiliki peran yang sangat besar dalam menggiring sebuah opini. Dibantah atau tidak, kampanye tersebut sedang terus berlangsung. Jangan sampai negara ini menjadi negara yang menganggap biasa LGBT tapi juga jangan menjadi negara anarki yang membiarkan kekerasan terhadap mereka kaum LBGT. Saya sangat setuju dengan pernyataan beberapa psikiater pada acara ILK semalam. Bahwa kaum LGBT harus diberi pendampingan oleh orang/kelompok yang tepat untuk bisa "menyembuhkan" mereka. 

 

Pelangi 17/02/16

saya menulis ini sambil pesta LGBT (Lontong, Gehu, Bala-bala, dan Tempe) plus cabe.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun