Mohon tunggu...
Lendy Kurnia Reny
Lendy Kurnia Reny Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Blogger dan content creator. Kindly visit ma blog : https://www.lendyagasshi.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Dakwahnya Seorang Ibu

17 Mei 2020   23:25 Diperbarui: 17 Mei 2020   23:37 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Apalah saya yang masih banyak berkubang dosa. Rasanya, ingin menyampaikan sesuatu kebaikan, namun masih belum selaras dengan keseharian saya. Merasa belum mampu meninggalkan banyak hal yang mungkin lebih banyak mudharat ketimbang kebaikannya. Namun, saya selalu berdoa dan berharap, sebagai Ibu, khususnya dan kewajiban sebagai seorang hamba untuk senantiasa berdakwah, menyampaikan walau hanya satu ayat ini tidak terabaikan.

Dakwah yang bisa dilakukan oleh seorang Ibu :

Dakwah kepada anak-anaknya
Karena madrasah pertama dan utama dari seorang anak adalah Ibunya. Jadi memilih sekolah yang terbaik, menurut orangtua, bukan berarti lepas tangan akan pendidikan anak. Justru dengan bantuan sekolah agar anak-anak bisa meniru kebiasaan baik para salafus shalih melalui Ustadzah-Ustadzah mereka, belajar adab dan ilmu. Sedangkan di rumah, adab dan kebiasaan sudah terbentuk dari keluarga. Sehingga sekolah dan keluarga bisa saling bersinergi.

Mendidik anak-anak tidak bisa instan, harus bersabar melalui tahapan-tahapannya.
Mendidik anak-anak tidak bisa instan, harus bersabar melalui tahapan-tahapannya.

Bergabung di Majelis-Majelis Taklim
Darimana sang Ibu dapat ilmu kalau tida belajar? Apakah cukup ilmu duniawi saja yang selama ini kita kejar?

Selama ini, orangtua mana yang tidak bangga ketika anaknya dinyatakan diterima di salah satu PTN beken di Indonesia dengan passing grade yang baik. Jarang sekali ada orangtua yang membekali anak-anaknya ilmu syari. Begitupun dengan keluarga saya sendiri. Latar belakang keluarga saya seperti pada umumnya keluarga lain. Jadi bisa dibayangkan, apakah saya mempunyai kapasitas mendidik anak dari segi agama?

Maka,
menurut saya, tidak ada kata terlambat. Senyampang nyawa masih di kandung badan, saya akan berusaha keras mengejar ketertinggalan saya. Banyak PR yang harus saya kerjakan (dalam tanda kutip). Selain belajar ilmu pengasuhan, yang baru saya sadari betapa pentingnya, karena akan mengasuh anak-anak generasi millenials. Sehingga, tidak bisa lagi tuh...menggunakan ilmu pengasuhan kedua orangtua saya dengan gaya 12 populernya.

Saya rutin mendatangi kajian Parenting dan tidak lupa kajian ilmu syari.

Sholihkan diri sendiri dahulu, baru anak-anak akan mengikuti.
Sholihkan diri sendiri dahulu, baru anak-anak akan mengikuti.

Bergabung di Mother Islamic School
Sekolah anak saya, Bandung Islamic School alhamdulillah memfasilitasi para ummahaat untuk bisa aktif mengisi kajian. Bukan kami sendiri yang memberi kajian, tapi mengundang Ustadz/Ustadzah yang sudah lebih tinggi ilmunya untuk bisa mengisi kajian yang dinaungi oleh Mother Islamic School. Karena saya aktif di salah satu bagiannya, yaitu humas, jadi saya yang seringkali membuatkan undangan kajian.

Karena saat ini memasuki masa-masa pandemi, maka kajian tentu tidak bisa dilakukan lagi secara offline. Kami kerap saling mengingatkan untuk menghadiri kajian online Ustadz-ustadz salaf, seperti Ustadz Firanda, Ustadz-Ustadz di channel youtube Tarbiyah Sunnah Learning dan Rodja TV.

Juga tidak lupa,
Kami rutin membuat flyer dakwah yang dipasang di IG @misc_bandung . Kaidah yang dipasang bukan dari kami, tapi dari Ustadz pembina di BISc. In syaa Allah, selalu menampilkan hadits-hadits yang shohih beserta sanadnya.

Jadi, wahai para Ibu, Ummi, Ummahat...
Dimanapun berada...

Tetaplah yakin bahwa Allaah akan membukakan pintu-pintu surga bagiMu dan keluarga asal engkau bersungguh-sungguh ingin mendapatkannya.

Wallahu'alam bishowab

With love,
lendyagasshi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun