Mohon tunggu...
Lendy Kurnia Reny
Lendy Kurnia Reny Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Blogger dan content creator. Kindly visit ma blog : https://www.lendyagasshi.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Jangan Padamkan Semangat Belajar Kami, Corona!

1 Mei 2020   23:45 Diperbarui: 2 Mei 2020   00:50 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

"5 menit lagi yaa..kita mulai zoom meetingnya." Begitu kira-kira aba-aba dari salah seorang guru tahsin kami, teh Lien.

Bukan hanya satu halaqah yang saya ikuti sebelum virus Covid-19 ini meradang di seluruh belahan dunia. Tapi, tiap hari ada minimal satu kajian yang aku datangi rutin. Jadwalnya sudah pasti. Senin, kajian di sekolah kaka, BISc. Selasa, kajian Ustadz Abu Haidar as-Sundawy di Masjid Cipaganti. Rabu, kajian sunnah di Shahia dan tahsin di Masjid Nurul Ikhlas. Kamis, tahsin MISc di Shahia dan Jum'at, ada kelas Arabic di Palasari.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Hidupku jadi penuh warna kan yaa...

Sembari menunggu ke kajian berikutnya, aku dan sahabat-sahabat biasanya wisata kuliner. Dan ini uniknya, kami kerap berbagi tempat makan seru di Bandung. Dari mulai cafe yang sederhana, cafe nyempil, tempat makan di gang **yang susah parkir mobil, sampai tempat makan yang legend-nya Bandung, kita datangi rame-rame.

Mendadak, bagai petir di siang bolong dan aku gak menyangka kalau tanggal 13 Maret 2020, hari Jum'at, itu adalah pertemuan terakhir (in syaa Allah sementara aja yaa...nanti kalau pandemi sudah berakhir, kita ketemuan lagi...) dengan para ummahat kesayangan. Yang awalnya learn from home direncanakan hanya 2 minggu, namun melihat perkembangan Covid-19 yang makin meluas, sampai sudah sebulan ini, kami diberitahukan bahwa kegiatan belajar-mengajar akan diperpanjang hingga kenaikan kelas. Dan untuk penilaian akhir anak-anak diambilkan dari nilai pengerjaan tugas selama masa learn from home dan masa sebelum learn from home.

Sedih?

Awalnya iya...tentu saja. Karena sebagai makhluk sosial yang aktif bertemu dan berkegiatan di luar rumah, aku merasa ini seperti hal yang menjemukan. Kegiatan berulang dan setiap hari bertemu dengan orang yang sama. Suami dan anak-anak. Mau ngobrol sama tetangga saja, kami hanya berani melongok dari pintu pagar.

Tetapi setelah seminggu berjalan, kami mulai terbiasa. Saling menjaga mood di keluarga, menciptakan kegiatan yang seru dan kreatif dengan mainan dan peralatan yang ada di sekitar rumah. Alhamdulillah, aku dan anak-anak sukses berada di rumah aja sebulan ini.

Cara belajar anak-anak yang semula menggunakan worksheet dan membutuhkan printer untuk mencetaknya, saat ini sudah diganti dengan mengerjakan langsung saat pertemuan via zoom meeting. Sehingga menjadi less-effort dan aman bagi yang tidak memiliki printer di rumah, seperti kami.

Bagaimana dengan Mama?
Akankah belajar Mama terhenti ketika masa-masa pandemi begini?

Tentu tydack, Ferguso...
Mama ikutan anak-anak, menggunakan zoom meeting untuk saling belajar tahsin dan murojaah. Tidak lupa, agar semakin fasih (karena, sesuatu yang diulang-ulang akan semakin cepat bisanya) - juga diberikan PR yang harus dikerjakan dan disetorkan via wa.

Buku Tahsin yang dijadikan acuan belajar, Qoida Nooraniyyah.
Buku Tahsin yang dijadikan acuan belajar, Qoida Nooraniyyah.

Alhamdulillah,
Meski pandemi dan tidak bisa keluar rumah untuk berkegiatan secara normal, kami tetap bisa bertemu via zoom meeting dan menimba ilmu.

Entah bagaimanapun caranya, semoga Allah mudahkan kami selalu untuk senantiasa berthalabul ilmi. 

Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.

(HR. Abu Daud no. 3641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dan ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu syar'i (atau ilmu agama), agar timbul khosyah (perasaan takut pada Allah).

Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.

Wallahu'alam bishowab.

With love,
Lendyagasshi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun