Contohnya, saat kelas saya mendapat giliran dalam upacara bendera tiap Senin. Saya kirim satu-satu foto tiap anak dengan tambahan kata-kata seperti " Faiz terlihat gagah sebagai pemimpin upacara" dan tak lupa saya menambahkan emoticon. Â Cara ini mengundang respon interaktif dari orang tua karena dikirimi foto satu-satu dan kata-kata yang tidak terlalu formal.Â
Dalam proses komunikasi ini, perlu dihindari kata-kata "tidak tahu". Jika ada sesuatu yang belum kita ketahui, kita dapat menjawab akan dicarikan informasinya terlebih dahulu dan akan dikonfirmasi kembali. Jawaban demikian akan membuat orang tua merasa dihargai.Â
Tak lupa, di akhir kalimat, saya biasa mencantumkan kata sapaan "Bu" atau "Pak"atau jika keseluruhan dengan menggunakan "Ibu/Bapak". Â Mengakhirkan kalimat dengan sapaan tersebut dapat membangun susana akrab dan hangat. Â
Bentuk komunikasi lainnya adalah proaktif menambahkan informasi-informasi di luar informasi yang disampaikan sekolah. Target utama mayoritas siswa kelas 12 adalah diterima di perguruan tinggi negeri (PTN).Â
Kebetulan saya juga aktif di bimbingan belajar, bahkan jauh sebelum menjadi guru sekolah. Fokus bimbingan belajar tentu saja meluluskan siswanya ke PTN. Di sinilah saya banyak memberikan informasi tentang serba-serbi ujian masuk PTN, pemilihan program studi, informasi kampus, dan hal-hal lain yang terkait dengan PTN.Â
Tidak hanya itu, informasi tentang ujian kedinasan dan kampus swasta juga secara berkala saya berikan. Semua itu jelas mengundang beragam pertanyaan yang akhirnya bermuara pada sharing informasi dan pengalaman dari sesama orang tua .Â
Ada tiga kata sakti yang dapat membuat interaksi menjadi lebih dalam: maaf, tolong, dan terima kasih. Kebetulan kelas kami hanya berisi 17 siswa. Setiap informasi yang saya diberikan biasanya dibalas orang tua dengan ucapan terima kasih.Â
Sebagai bentuk apresiasi, saya balas kembali satu per satu setiap balasan ucapan terima kasih dari orang tua. Hal ini memang sepele tapi inilah salah satu bentuk apresiasi terhadap orang tua yang sudah merespons informasi yang saya berikan.Â
Bahagianya, setiap informasi yang saya berikan selalu direspons terima kasih oleh seluruh orang tua atau kalau lagi kurang hanya kurang 1-2 orang saja yang mungkin lupa merespons.Â
Dengan interaksi yang komunikatif, jika anak-anak kelas saya bermasalah dengan siswa lain atau guru, semua bisa terselesaikan di tingkat wali kelas, tidak sampai berlanjut ke kepala sekolah atau orang tua lain.
Komunikasi tidak hanya terjalin secara umum di grup, tetapi juga dapat secara personal. Hal ini dilakukan jika ada satu hal personal yang perlu dibahas terkait sang anak.Â