sebuah tinta akan melukiskan perasaanku saat ini.. kata demi kata telah kurangkai untuk memenuhi lembaran kertas yang kucoba tuliskan untuknya. sebuah gejolak  menggebu - gebu telah nampak untuk mengungkapkan sebuah perasaan yang kumiliki untuknya.
sadarkah kau sebuah kasih sayang yang kau berikan telah membuatku luluh didalamnya. engkau telah membuat rasa yang mustahil menjadi mungkin untuk kurasakan, sebuah ketulusan kasih sayangmu telah merasuk dan membangkitkan semangat ku untuk menjalani hidup.
setiap hari dikala aku menatapmu, wajahmu bak sinar rembulan yang menerangi malam yang membuat perasaan menjadi nyaman, tentram dan juga damai. bagaikan angin malam kau telah menyejukan hati yang kosong. bagaikan setangkai mawar kau telah memberikan suasana baru yang belum pernah kurasakan.
apakah sebuah batasan akan memisahkan perasaan ini untukmu? apakah aku melanggar norma yang ada? apakah perasaan ini hanya sebuah buaian semu untukku? apakah aku harus memendam perasaan ini lebih lama lagi? tidak! sudah  cukup lama aku memendamnya.
ataukah aku harus mencoba melupakan semua ini? kau adalah bagian dari keluargaku tapi mengapa kau buat aku merasakan perasaan ini… saat ini aku hanya bisa termenung dan diam seribu bahasa untuk mewujudkan mimpiku. bibi mungkin semua ini hanya akan menjadi sebuah cerita yang tak akan pernah bisa terungkap.
terima kasih bibi karna engkau telah memberikanku sebuah senyuman yang sangat berarti bagiku walaupun aku hanya keponakan mu tapi aku cukup senang dapat membuatmu selalu tersenyum dihadapanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H