Mohon tunggu...
A Jazi Saldi
A Jazi Saldi Mohon Tunggu... -

Lahir di sebuah kampung sebelah barat kota serang, menikah dan di karunia tiga orang anak yang manis-manis, menetap di kota Srang Provinsi Banten.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tanggal Berapa Aku Di Lahirkan?

1 April 2011   10:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:13 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari  senin lusa, tanggal 4 april, menurut yang tertulis di akte kelahiran, KTP,Ijazah, dan dokumen lainya adalah merupakan hari kelahiranku.hari itu hari ulang tahunku, tapi aku sendiri tidak pernah merayakan hari ulang tahun, hari dan tanggal ulang tahun bagiku hanyalah sekedar mengingatkan diri sendiri bahwa umurku semakin bertambah, dan itu sudah pasti mengurangi jatahku menghuniAlam dunia ini.

Aku sebenarnya tidak yakin juga bahwa tanggal 4 april adalah hari kelahiranku, ketika aku bertanya kepada ibuku tentang tanggal kelahiranku, ibuku selalu menjawab bahwa kelahiranku berbarengan dengan ini atu itu(peristiwa atau kejadian apa saja yang menurutku tidak begitu penting), tapi menurut ayahku aku lahir pada tanggal 4 silih mulud( Rabiul ahir/Rabiutsani) yang merupakan bulan ke 4 dari penanggalan hijriyah.itupun ayahku tidak ingat tahun hijriyahnya, tapi beliau tahunya aku dilahirkan tanggal 4 Rabiul ahir tahun 1969 masehi.(ma’lum aku lahir di kampung melalui Bantuan seorang dukun paradji, dan orang tuaku hanya seorang petani dan pedagang).

Ibuku hanya bercerita bahwa untuk aqiqah aku, ayahku memotong seekor kerbau, karena saat aqiqahku sekalian menghitanku, dan itupun bukan pas tujuh hari kelahiranku, melainkan setelah 40 hari kelahiranku, padahal setauku sunahnya aqiqah adalah pada hari ke tujuh dari hari kelahiran, dan tidak perlu seekor kerbau, tapi cukup seekor kambing untuk wanita dan 2 ekor kambing untuk laki-laki.

Orang tuaku mungkin tidak tega kalau harus menghitanku saat umur 7 hari. kebiasaan di kampungku waktu itu, sunatan atau hitan itu harus di adakan semacam pesta, orang kampungku menyebutnya bukan pesta, tapi hajatan, orang tuaku menyebutnya sedekah. Kenapa pesta/ hajatan itu disebut orang tuaku waktu itu dengan istilah sedekah? karena niatnya memang sedekah, yaitu memberi makan warga sebagai wujud rasa syukur atas kelahiran anaknya, dan sama sekali tidak ada niat untuk mengumpulkan amlop berisi uang dari para undangan.

Kakaku menuliskan kelahiranku pada saat mendaptarkanku di sekolah dasar dengan tanggal 4 april, karena tidak boleh menulis tanggal kelahiran dengan penanggalan hijriyah tentunya, jadi mengambil gampangnya saja kakaku menyamakan Rabiul ahir dengan bulan april.

Memang tidak terlalu penting bagiku tanggal berapa dalam kalender masehi aku lahir tepatnya, tapi kadang rasa penasaran kerap timbul, sebenarnya aku pernah mendengar ada software untuk mengetahui tanggal masehi kelahiranku di lihat dari tanggal hijriyah, tapi aku belum mencari software itu, kalau ada teman-teman yang tahu softwarenya ,atau tahu cara menghitungnya, tolong bantu aku.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun