Mohon tunggu...
Mala Amesgaiztoa
Mala Amesgaiztoa Mohon Tunggu... -

A Story Teller...\r\nA Girl...\r\nAn Insomniac...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Bawah Ranjang Tidurku

25 November 2014   11:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:55 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14167711421080553010

Kadang-kadang, aku merasakan ada sesuatu yang hidup di bawah ranjang tempat tidurku.

Aku tak sedang mengigau. Aku sering mendengar suara gesekan-gesekan dari arah bawah ranjang. Biasanya suara itu muncul setelah lewat pukul sebelas malam. Tapi kalau sudah masuk pukul dua dini hari, suara gesekan itu berhenti, digantikan oleh suara seperti rintihan. Liriiiihhh sekali. Tapi karena suasana sudah begitu sepi, suara rintihan itu dapat dengan jelas kudengar.

Malah pernah sekali, aku mengalami keanehan yang cukup menggangguku. Malam itu, aku tak mendengar suara apapun dari bawah ranjang. Tapi tetap saja, karena insomniaku, aku belum juga bisa tertidur padahal waktu sudah menunjukkan pukul dua tengah malam.

Ketika sedang asyik melamun sambil menatap ke arah jendela yang tertutup rapat, tiba-tiba ada sesuatu yang menarik selimut warna pink kesayanganku. Cepat sekali. Dan aku yakin, siapapun yang melakukan itu, dia melakukannya dari bawah ranjangku. Aku melompat ketakutan, bahkan aku sempat menjerit kecil.

Kuhabiskan dua menit pertamaku dengan ketakutan yang teramat sangat. Aku tak tahu harus melakukan apa kecuali hanya merapat sambil berusaha memanggil ayahku. Sayang, suaraku tertahan di kerongkongan.

Menit berikutnya, kucoba mengumpulkan nyali. Siapapun yang sedang berada di bawah ranjangku, dia telah dengan kurang ajar mengambil selimut kesayanganku. Lalu, setelah yakin kepada diriku sendiri, aku mulai merangkan perlahan ke arah tepian ranjang. Kuintip pelan-pelan...pelan-pelan...

DAN...

Tak ada apapun di sana kecuali hanya selimutku yang tergeletak di kolong ranjang. Aku bernafas lega. Selega-leganya. Secepat kilat kuraih kembali selimutku dan berusaha melupakan bayangan-bayangan menakutkan yang tadi menerkam pikiranku.

Tak ada apa-apa ternyata. Ketakutanku terlalu berlebihan, pikirku kala itu. Mungkin saja selimut tadi terjatuh karena kakiku yang tak berhenti bergerak. Tapi tetap saja, aneh rasanya melihat selimut itu jatuh tepat di bawah ranjang tidurku.

Sebentar...sebentar....tunggu...

Kenapa sekarang jendelaku terbuka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun