Mohon tunggu...
Lembaga Kajian Pertahanan KERIS
Lembaga Kajian Pertahanan KERIS Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI "KERIS" dirintis oleh beberapa pemuda di kota Jogja dengan anggota tersebar di beberapa penjuru Indonesia | http://lembagakeris.net

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pertahanan Udara Nasional Indonesia Bersinergi Dengan K4IPP

10 Juli 2012   10:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:06 3086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

s. Unmanned Aerial Vehicles. Adalah pesawat tanpa awak yang dapat dikendalikan dari daratan dalam jangka waktu yang lama dan jarak jauh. Berguna untuk mencari dan memberikan data-data pengamatan dan pengintaian terhadap wilayah perbatasan negara maupun daerah rawan konflik.

DASAR PEMIKIRAN

7. Dasar pemikiran yang dipergunakan dalam pembahasan tulisan ini adalah sebagai berikut :

a. UU RI No. 3 Tahun 2002 Tanggal 8 Januari 2002 Tentang Pertahanan Negara Republik Indonesia. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Undang Undang No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara pasal 7 pada ayat 2 bahwa sistem pertahanan negara kita untuk menghadapi ancaman militer, menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. Operasi per-tahanan udara adalah salah satu bentuk operasi yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Udara dalam rangka menghadapi ancaman wilayah udara nasional guna mewujudkan pertahanan nasional di dirgantara. Dalam melaksanakan kegiatan pertahanan udara diperlukan suatu keterpaduan antara matra darat, laut dan udara. Dalam konteks pertahanan udara K4IPP adalah suatu cara yang tepat untuk menjalankan konsep pertahanan trimatra terpadu dalam pertahanan udara yang utuh dalam pertahanan nasional.

b. Keputusan KASAU No. Kep/3/IV/2007 Tanggal 9 April 2007 Tentang Doktrin TNI Angkatan Udara Swabuana Paksa. TNI Angkatan Udara sebagai bagian integral dari TNI dalam upaya pertahanan negara, dengan sifat khasnya yang padat materiil dan teknologi, harus selalu dan terus menerus diupayakan untuk dipelihara serta dibina kekuatan dan kemampuannya, agar dapat melaksanakan peran, fungsi, dan tugasnya dalam sistem pertahanan negara. Oleh karenanya men-sinergikan antara pertahanan udara nasional dengan K4IPP adalah suatu kebutuhan yang seharusnya dipenuhi mengingat kemampuan pertahanan udara kawasan dan internasional juga semakin modern dan canggih.

c. Surat Keputusan Pangkohanudnas No. Skep/117/XII/2006 Tanggal 26 Desember 2006 Tentang Prosedur Tetap Operasi Pertahanan Udara Nasional. Surat Keputusan ini menerangkan bahwa untuk dapat mempertahankan penguasa-an wilayah Udara Nasional maka perlu adanya Operasi Pertahanan Udara yang dilaksanakan secara terus-menerus, baik dalam masa damai maupun masa perang. Mensinergikan kemampuan pertahanan udara nasional dalam K4IPP adalah dalam rangka memodernisasi kemampuan Kohanudnas dalam kekuatan trimatra terpadu.

BEBERAPA BENTUK ANCAMAN YANG SEDANG DAN AKAN DIHADAPI PERTAHANAN NEGARA INDONESIA

8. Sejak pertengahan abad ke 20, pertikaian yang selalu hilang dan timbul antara Indonesia dan Malaysia terus hangat menjadi topik pembahasan dan cukup membakar semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Ambalat, sebagai daerah yang beberapa tahun terakhir menjadi daerah pertikaian antara Indonesia dan Malaysia telah disepakati sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian, menjadi pertanyaan besar adalah, mengapa Malaysia dengan semangatnya terus meng-klaim wilayah tersebut sebagai wilayahnya? Tentunya ada suatu posisi tawar bagi Malaysia di dunia Intenasional sebagai bagian dari Negara commonwealth untuk menguasai mineral didalam wilayah Ambalat. Yang kita ketahui shell sebagai perusahaan minyak milik Kerajaan Inggris ikut ambil bagian dalam perminyakan di Malaysia. Sehingga perlu taktik cerdas untuk dapat berupaya menghadapi saudara serumpun tersebut, karena walaupun dari segi kekuatan militer antara Indonesia dan Malaysia tidak jauh berbeda, akan tetapi apa yang akan terjadi jika kita berperang melawan Malaysia adalah sama saja kita berperang melawan kepentingan Kerajaan Inggris beserta negara-negara bonekanya. Hal ini tentunya akan menjadi kerugian besar dipihak Indonesia dan menjadikan perang antara Indonesia dan Malaysia suatu peperangan asimetris.

9. Permasalahan kedua adalah konflik gunung emas di tanah Papua. Kita ketahui bahwa kedua gunung tersebut mengandung mineral seperti tembaga, emas dan uranium. Dan dari kekayaan Papua tersebut diperkirakan terdapat 52% dari jumlah total cadangan emas di seluruh Indonesia yang menjadi hak bangsa Indonesia. Cadangan emas Indonesia total adalah 169 juta ons dan berarti di Papua terdapat 84.5 juta ons cadangan emas Suatu jumlah yang tidak sedikit dan bisa dibayangkan jika 60% hasil tambang dikeruk untuk PT Freeport , maka jumlah itulah yang dapat mempertahankan Amerika Serikat bertahan dari krisis ekonominya yang melanda negara adi daya tersebut dalam 10 tahun terakhir. Akan tetapi, apakah kita harus gegabah berkoar-koar ingin berperang dengan Amerika Serikat yang memiliki kekuatan militer berlipat kali dibandingkan dengan Indonesia? Tentunya perlu ada solusi dalam menghadapi ancaman asimetris ini.

10. China, yang saat ini telah menjadi “macan asia”, serta mengklaim dirinya sebagai “the big brother of asia” telah memiliki kekuatan ekonomi berkelas dunia dan militer yang terus disiapkan untuk menghadapi segala ancamannya. Hanya dengan bermodal nama “China” pun negara ini telah mengklaim kepulauan Spratly yang terletak dilaut China Selatan sebagai bagian dari wilayah China karena telah berabad abad terletak di selatan China. Jika China dengan kekuatan barunya muncul sebagai negara adi daya baru berhasil menguasai kepulauan Spratly tersebut, maka tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti China akan mengklaim pulau Natuna yang juga terletak di laut China Selatan sebagai bagian dari China. Tentunya bukan naif jika Negara Kesatuan Republik Indonesia memperhitungkan ancaman ini sebagai ancaman asimetris karena begitu besar kekayaan dan nilai strategis pulau Natuna bagi bangsa Indonesia.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun