Mohon tunggu...
Lemahireng info
Lemahireng info Mohon Tunggu... Relawan - Bukan siapa - siapa

Berbagi informasi dengan beragam sudut pandang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terimakasih Kepada Pihak-pihak yang Menghina Dakwah Pejuang Syariah dan Khilafah

25 Juni 2015   21:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:35 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semoga tulisan dari Ust.Choirul anam di bawah ini bisa menjadi renungan mendalam bagi pihak-pihak yang pro dan kontra terhadap para pejuang penegakan syariah dan khilafah islamiyah.

   DARI HATI YANG PALING DALAM: TERIMA KASIH KEPADA ORANG-ORANG YANG MENGHINA DAKWAH HT  Alhamdulillah, kita semua menjadikan dakwah sebagai urusan paling penting di dalam hidup ini. Bahkan, saat kita memanfaatkan media sosial atau media yang lain, tidak ada yang kita bicarakan, kecuali urusan dakwah. Apalagi di dunia nyata: waktu, pikiran, tenaga, dan harta kita curahkan untuk dakwah. Meski kita semua mebicarakan dakwah, namun relaitanya diantara kita, memang berbeda peran: ada yang membicarakan dakwah untuk menegakkan kalimah Allah swt, dan sebagian lagi ada membicarakan dakwah tetapi dengan cara menghina dan menghujat dakwah.  Hal ini disebabkan adanya perbedaan pemahaman atau karena faktor-faktor lain, yang memang terjadi secara alamiah. Namun, kami harus akui bahwa meski banyak yang menghujat, menghina, dan memfitnah dakwah HT, mereka memiliki andil yang sungguh luar biasa dalam perkembangan dakwah HT untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan tegaknya Khilafah Rasyidah Ats-Tsaniyah. Seandainya, bukan karena hujatan, hinaan dan fitnahan dari sebagian umat Islam, bisa jadi dakwah HT tidak sebesar dan sekokoh yang sekarang. Dengan tulus, kami sampaikan terima kasih atas jerih payah mereka yang tak kenal lelah. Mereka rapat dan berdiskusi untuk membicarakan HT.

 Mereka meluangkan waktu yang sangat berharga untuk HT. Baik pagi, siang, sore, atau malam, mereka selalu menyempatkan untuk memperhatikan HT. Mereka korbankan pulsa, tenaga, dan pikirannya untuk membicarakan dakwah HT, meski itu berupa hinaan, hujatan dan terkadang berupa fitnah. Kami mendapatkan banyak sekali hikmah dan pelajaran yang sangat berharga dari hinaan, hujatan dan fitnahan tersebut. Kami akan jelaskan apa adanya sebagian dari hikmah dan pelajaran yang sangat berharga tersebut. Kami tidak bisa menjelaskan semuanya, namun semoga sebagian hikmah dan pelajaran tersebut, benar-benar bisa kita renungkan bersama. Kami menulis sebagiannya denga hati yang tulus, semoga mereka juga mendapatkan kesempatan untuk membacanya dengan hati yang tulus. 

Kami sama sekali tidak membenci mereka. Sebaliknya, kami beroda kepada Allah swt, agar kita semua dijadikan hamba Allah swt yang saling menyayangi dan mengasihi, dan besuk di akhirat kita mendapatkan keridloan Allah swt dan masuk surga bersama-sama. Amin ya mujibas sa’iliin. 

Terdapat banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kami ambil, di sini saya sebutkan hanya enam hikmah, namun sebenarnya banyak lagi hikmah-hikmah yang lain:

 Pertama, menjadikan kami senantiasa ikhlas dalam berdakwah. Kami sangat bersyukur bertemu dengan HT dan berdakwah bersama orang-orang yang ikhlas di dalamnya. Alhamdulillah, HT memang didesain agar semua orang yang berdakwah di dalamnya ikhlas karena mencari ridlo Allah swt, bukan mencari uang, jabatan atau yang lain. Bahkan semua aktivisnya harus berkorban sesuai kemampuannya masing-masing, baik pikiran, tenaga, harta dan jiwa. HT tidak memiliki unit usaha, bisnis, sekolahan, rumah sakit, apalagi menjanjikan jabatan, baik di legislatif, eksekutif, atau apapun yang dijanjikan kepada syababnya. 

HT hanya mengatakan, jika kita semua ikhlas berjuang bersama-sama karena Allah swt, insya Allah kita mendapatkan ridlo Allah swt. Itu saja, tidak lebih. Dan kunci satu-satunya untuk mendapatkan ridlo Allah swt adalah keikhlasan. Karena itu, kami terkadang saling memuji dan menyebut satu dengan yang lain sebagai pengemban dakwah (hamilud-dakwah), terkadang kami menyebutnya sebagai minal mukhlisin (termasuk orang-orang yang ikhlas), terkadang kami menyebut satu dengan yang lain sebagai ustadz, dan lain sebagainya. Juga, banyak anggota masyarakat yang menaruh simpati kepada dakwah HT dan memberikan perhargaan dengan tulus kepada kami.

 Meskipun, kami tidak ada maksud riya sama sekali, karena kami saling memuji adalah sebagai bentuk ta’dzim (penghormatan) kepada sesama Muslim, apalagi kepada sesama aktivis dakwah, dan kami juga sama sekali tidak mengharap pujian atau sanjungan atau penghargaan dari siapapun. Namun terkadang setan masuk ke hati kami bersamaan dengan pujian dan berbagai sebutan tersebut. Lalu, atas bisikan setan, terkadang kami merasa sebagai pengemban dakwah sejati. Kami merasa sebagai orang baik karena telah berkorban untuk dakwah. Kami merasa telah berbuat sesuatu. Kami merasa sebagai pembela Islam. Kami merasa ikhlas dalam dakwah. 

Kami merasa telah berjuang untuk umat. Justru itulah yang paling kami takuti, sebab kami takut diperdaya setan dengan pujian dan sebutan itu. Sebab, semua itu akan membatalkan semua amal yang telah kami lakukan. Dengan demikian, kami tidak mendapat apa-apa kecuali hanya pujian dan sanjungan, yang tak ada nilainya sama sekali di hadapan Allah swt. Namun, alhamdulillah diantara hamba Allah swt ada yang menghina, menghujat dan menghina kami. Semua ini kemudian menetralisis tipu daya setan tersebut. 

Alhamdulillah, kami diingatkan, bahwa kami hanyalah manusia biasa yang banyak salah dan dosa, kami hanyalah manusia biasa yang banyak kurang dan alpa, kami hanya manusia yang jika tidak berhati-hati dapat sesat dari jalan Allah swt, baik yang kami sadari atau tidak.

 Ya, kami hanyalah manusia yang banyak dosa, yang ingin bersama-sama umat berjuang untuk Islam, meski hanya setetes air. Saat kami dikatakan sebagai antek Yahudi atau didanai Amerika, atau sebagai orang-orang sesat, alhamdulillah kami merasa sebagai manusia biasa yang memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Kami merenungkan kembali semua pujian dan hujatan. Ternyata semunya tidak ada nilainya di hadapan Allah swt. Ternyata di akhirat nanti, segala pujian atau hinaan, tidak artinya sama sekali. Hanya keridloan Allah swt yang bernilai. Saat kami diakatakan OMDO, memang benar kami akui, belum ada yang kami lakukan untuk umat ini, kecuali hanya sebutir pasir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun