November di tahun 1945 dan suka dukanya perjuangan para pahlawan (Ulama dan Tokoh Agama) beserta rakyatnya (kaum Muslimin) di Indonesia secara tidak langsung terinspirasi oleh perjuangan Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.Â
Kini di negara ini, lebih kurang dari tujuh dasawarsa, rakyat dan (Muslim Indonesia) sudah merasakan warisan kue kemerdekaan de facto dan yuridis dari para pejuang pendahulunya. Meski faktanya kemerdekaan itu masih belum dinikmati secara hakiki.Â
Agama Islam dengan mayoritas penduduknya adalah anugerah kemerdekaan dari Allah subhanahu wata'ala. Tentu dengan izin Allah dan segala macam pengorbanan yang diperjuangkan demi eksistensi Islam dan negara Indonesia.Â
Suka Duka Perjuangan Rasulullah
Perjuangan Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selama hidupnya didedikasikan demi memurnikan ketauhidan agamanya kaum Muslimin, layaknya perjuangan kaum Muslimin Indonesia demi kemerdekaan bangsanya dari penjajahan kaum kafir di tanah airnya.Â
Jika perjuangan rakyat Indonesia dan kaum Muslimin melawan penjajahan didasari oleh kesewenang-wenangan, tirani, desploitasi, dispersi, eksploitasi atas hak-hak tanah dan airnya sendiri. Maka nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pada eranya sudah lebih dahulu memberi petunjuk, contoh dan teladan.
Sejak masa kerasulan Muhammad, awal mula menerima mandat, Beliau oleh Allah subhanahu wata' ala sudah diinformasikan suatu prosedural standar berupa Al Quran surah Al Anfal ayat 30.Â
Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya." Â (QS. Al-Anfal, 8 : 30)
Wahyu Allah subhanahu wata'ala menjadi landasan perjuangan Muhammad Rasulullah untuk memerdekakan ummatnya dari segala macam penjajahan.Â
Berita Al-Anfal ini sangat akurat, faktual dan kontekstual. Momentum Al-Anfal berlaku untuk seluruh ummat Muhammad di seluruh dataran bumi ini. Terlebih lagi narasi wahyu ini berlaku universal bagi siapa saja yang beriman dan terjajah oleh segala macam tipu daya.Â
Dari serangan para musuh agama, nabi Muhammad dan ummatnya mengalami aneka ragam muslihat dan tipu daya untuk meninggalkan agama dan tanah airnya .Â