Mohon tunggu...
Nuril Laili
Nuril Laili Mohon Tunggu... Akuntan - aku manis

ekonomi syariah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kekuasaan Mutlak adalah Milik Tuhan

2 Oktober 2018   16:11 Diperbarui: 3 Oktober 2018   09:37 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sifat-sifat tersebut adalah sifat yang mustahil bagi Allah. Oleh karena itu kehendak tuhan berlaku, bukan kehendak yang lain. Manusia berkehendak setelah tuhan menghendaki agar manusia tersebut berkehendak. Tanpa dikehendaki oleh tuhan, manusia tidak akan bisa berkehendak apa-apa. 

Dalam hal tersebut berarti kehendak dan kekuasaan tuhan berlaku semutlak-mutlaknya dan sepenuh-penuhnya. Dan tanpa makna tersebut, kekuasaan dan kehendak tuhan tidak berati apa-apa.

(Ilmu Kalam, oleh Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Ag. dan Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag.)

Sedangkan aliran maturidiah, adalah aliran yang disandarkan pada abu mansur al-Maturidi. Dan tergolong ahli sunah. Aliran ini salah satu dari sekte ahlisunnah wal jamaah. Pada awal perkembangannya maturidi hanya mengikuti pendapat alirannya sendiri dan berkembang mengikuti ajaran mazhab imam hanafi. Aliran ini satu pemikiran dengan aliran asy-ariyah tetapi maturidiyah lebih mendekati golongan muktazilah.

Pada aliran ini kehendak mutlak dan keadilan tuhan terbagi menjadi dua yaitu maturudiah samarkand dan maturidiah bukhara. Pemisahan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan dalam menentukan porsi penggunaan akal dan pemberian batas kekuasaan tuhan. Kehendak mutlak tuhan menurut pendapat maturidiah samarkand bahwa keadilan tuhan mengandung arti semua perbuatannya baik dan tidak mampu untuk berbuat buruk serta tidak mengabaikan kewajibannya terhadap manusia.

Oleh sebab itu, tuhan tidak akan memberi beban yang terlalu berat kepada makhluknya. Adapun pendapat dari maturidiah bukhara bahwa ketidak adilan tuhan mempunyai mempunyai kekuasaan yang mutlak. Tuhan berbuat apa yang dikehendaki-Nya dan menentukan segalanya. Tidak ada yang dapat menentang ataupun memaksa tuhan. Dan tidak ada satupun larangan tuhan.oleh karena itu keadilan tuhan terletak  pada kehendak mutlak-Nya dan tidak ada satupun dzat yang berkuasa dari-Nya.

Jadi dalam aliran ini memahami kehendak mutlak dan keadilan tuhan itu sama halnya dengan aliran asy-ari'ah namun dalam pembagiannya diatas aliran maturidiah samarkand lebih dekat dengan aliran asy-ari'ah. Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa segala perbuatan manusia dan segala sesuatu dalam wujud yang baik atau yang buruk adalah ciptaan Tuhan.

Akan tetapi pernyataan menurut aliran ini bukan berarti tuhan berkehendak dan berbuat dengan sewenang-wenang atas kehendak-Nya sendiri, karena qudrat tuhan tidak sewenang-wenang, tetapi perbuatan dan kehendak-Nya itu berlangsung sesuai hikmah dan keadilan yang sudah diketetapan-Nya. ( Ilmu Kalam, oleh Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Ag. dan Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag. ).

 Semoga artikel diatas dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun