Mati Sebelum Mati Dan Implementasinya di Bulan Ramadhan
Â
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuhÂ
Para Sahabatku ku yg baik hati,
Bulan Ramadhan  sebagai bulan penyucian diri, bukan saja karena di bulan Ramadhan dengan intensitas berwudhu yang meningkat, namun intensitas melakukan kebaikan juga menjadi prioritas. Jika hal ini dilakukan dengan istiqomah, tentu akan berdampak pada matinya sesuatu yang ada pada diri manusia itu sendiri. Apa itu?
Sewaktu ngaji bareng ustadz Lalu Burhan yang juga pengurus DMI dan BPD AKU NTB, beliau memaparkan secara lengkap materi "Mati sebelum mati". Yuk simak pemaparan beliau yang disampaikan melalui media online. Kemudian  saya rangkum sebagai betikut :
Pada suatu ceramah agama seorang tokoh Agama menyampaikan suatu hadis nabi yang artinya adalah mematikan diri sebelum benar benar mati. Yang sebetulnya harus dimatikan adalah hawa nafsu, sebelum kita benar benar mati secara harfiah.Â
Mematikan hawa nafsu sungguh membutuhkan usaha yang fokus dan sungguh sungguh. Mematikan  segala keinginan duniawi, keinginan untuk bermewah mewah dan pamer kekayaan, keinginan memanfaatkan jabatan, keinginan menyingkirkan orang lain yang menghalangi keinginan kita.Â
Sungguh berat dan melelahkan.Salah satu sarana mematikan nafsu adalah puasa Ramadhan. Dengan puasa kita dibiasakan mengekang hawa nafsu yang ada di dalam jiwa. Meskipun kadar mematikan nafsu dengan berpuasa ada dalam tingkatan dasar, tapi minimal itu upaya mematikan hawa nafsu yang telah kita lakukan.Â
Orang yang mampu mematikan hawa nafsu diibaratkan sebagai orang yang telah mati sebelum mati. Diyakini ia tidak memiliki keinginan duniawi selain beribadah kepada Allah SWT. Sikap semacam itulah yang menjadi bekal paling baik sebelum betul-betul menghadap Allah SWT.Â
Dalam urusan dengan hawa nafsu, Imam Ghazali mengelompokkan manusia menjadi 3 golongan.Â