Mohon tunggu...
Lely Suryani official
Lely Suryani official Mohon Tunggu... Guru - Guru SD
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya terlahir dengan nama LELY SURYANI. Saat ini saya sebagai guru di SD N 1 Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah, Kode Pos 53475

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajkan sebagai Pemimpin

24 Desember 2022   13:13 Diperbarui: 24 Desember 2022   13:14 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan

Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai - Nilai Kebajikan Sebagai pemimpin.

Oleh : Lely Suryani, S.Pd.SD

          Calon Guru Penggerak Angkatan 5 SD Negeri 1 Gumelem Kulon Kabupaten 

          Banjarnegara.

Fasilitator             : Subagiyo, S.Pd.

Pengajar Praktek : Dwi Kurniasih, M.Pd. 

Salam Sehat dan Bahagia. 

Sahabat - sahabatku, sudah menjadi kebiasaan atau tradisi pada pembelajaran pada Program Pendidikan Guru Penggerak, bahwa setiap selesainya satu modul pembelajaran, Calon Guru Penggerak wajib mengadakan refleksi. Refleksi yang dibuat  setelah mengikuti satu modul pembelajaran ini tersusun dalam Jurnal Refleksi Dwi Mingguan. Bagaimana hasil refleksi saya, ini refleksi selengkapnya, dalam model 4 P.

  1. Peristiwa.

Berkaitan dengan peristiwa yang saya alami dalam pembelajaran modul 3. 1  ini, adalah  merupakan hal baru yang saya ketahui dan saya alami. Mulai dari peristiwa yang mengharuskan saya menghubungi minimal 2 Kepala Sekolah untuk diajak berdiskusi tentang permasalahan yang pernah dialami oleh beliau sebagai Kepala sekolah terkait Dilema Etika. Pada akhirnya saya menemui Kepala Sekolah saya sendiri yaitu Suyono, S.Pd. dan Kepala SD negeri 2 Gumelem Kulon, Dwi Rahayu, S.Pd.SD. Dengan beliau berdua saya mengadakan perbincangan / wawancara terkait Dilema Etika. Berhubung Ibu Dwi Rahayu sangat sibuk sebagai pengurus KKKS, maka wawancara kami lakukan secara Daring, melalui WhatsApp

  1. Perasaan 

Perasaan yang saya alami selama melakukan praktek wawancara, yaitu antara senang bahagia dan was - was. Kenapa begitu? Karena di dalam praktek wawancara ini, gampang - gampang susah. Kenapa ? Karena tidak setiap masalah yang dihadapi oleh Kepala Sekolah tidak semuanya merupakan kasus  Dilema Etika.Jadi harus bisa membedakan berbagai masalah yang dihadapi itu termasuk kasus Dilema etika atau bukan..Demikian juga dalam hal  komunikasi , juga harus menggunakan bahasa yang sesuai. 

  1. Pembelajaran

Pembelajaran yang paling penting dalam modul ini, adalah perlunya pemahaman terhadap setiap kasus yang muncul.Jika kasus tersebut mengandung unsur benar vs benar, berarti termasuk kasus dilema etika. sedangkan jika terdeteksi adanya unsur benar vs salah, itu termasuk kasus yang bukan dilema etika. kasus - kasus seperti ini sudah tidak bisa diteruskan untuk ditelaah atau dianalisis  secara detail.

Tahapan analisis kasus Dilema Etika.

  1. Paradigma Kebenaran lawan kesetiaan ( Truth vs Loyalty )

  2.  Prinsip pengambilan keputusan : berpikir berbasis rasa peduli  ( Care-based thinking

  3.  9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan

1. Mengenal nilai-nilai yang saling bertentangan : kebenaran dan keadilan

2. Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi ini 

3. Fakta - fakta yang relevan. 

4. Pengujian benar dan salah

Uji legalitas : tidak ada pelanggaran hukum yang terjadi

Uji regulasi/kode etik : tidak melanggar kode etik profesi

Uji intuisi

Uji publikasi

Uji panutan

5. Pengujian paradigma benar vs benar : Kebenaran vs Kesetiaan ( Truth Vs Loyalty )

6. Melakukan prinsip resolusi : berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking)

7.  Investigasi opsi trilemma 

8. Keputusan yang diambil 

9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Jika tahapan tersebut dapat dianalisis secara keseluruhan, menandakan bahwa kasus tersebut adalah kasus Dilema Etika. sedangkan jika dalam menganalisis sebuah kasus terhenti langkahnya pada salah satu tahapan, maka dipastikan kasus tersebut adalah bukan Kasus Dilema etika.

4. Penerapan.

Penerapan ke depan jika menghadapi sebuah kasus, harus dianalisis terlebih dahulu secara teliti dan detail.Dari hasil analisis kasus yang telah dilaksanakan tersebut, bisa dijadikan dasar untuk mengambil / menetapkan keputusan yang tepat. keputusan yang tepat ini, pastinya dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat di dalam kasus tersebut.

Demikian refleksi yang saya lakukan setelah mengikuti pembelajaran pada modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai - Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Semoga dari pembelajaran yang saya dapatkan dan dari refleksi yang telah saya lakukan, sebagai bahan perbaikan dimasa yang akan datang sebagai pemimpin pembelajaran.

Tetap Semangat dan terima kasih 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun