Om jay... om jay... dan om jay...
Tema itu sedang tranding di berbagai grup yang beliau ada di dalamnya, terutama grup menulis. Kenapa beliau jadi trandibg? Apa penyebabnya? Banyak orang pasti bertanya - tanya, seperti teman penulis juga ada yang bertanya. "Siapa si  Omjay itu?. Panjang lebar penulis menjawabnya, sampai sedetail - detailnya.
Apa yang penulis jelaskan kepada si penanya, bukan mengada - ada. Semua fakta adanya, tanpa bumbupun sudah sedap rasanya. Walaupun sampai detik ini, penulis belum pernah bertemu muka face to face di alam nyata. Hanya berkomunikasi lewat udara, kadang bertemu di dunia maya juga tak sampai beradu mata. Hahaha..
Waduh, kalau saya tulis semua tentang beliaunya,  bakalan kayak buku tuh, kayak buku yang penulis tulis tentang beliau " 50 Tahun Lebih Dekat Dengan Om Jay ". Di dalam buku ini, mengungkap fakta tentang Omjay. Ada  kisah masa kecil  beliau yang takut sekali pada anjing. Pokoknya dengar lolobgan anjing atau melihat anjing di jalan, sampai beliau pulang balik ke rimah. Lebih pilih tidak jadi berangkat ke sekolah. Kenapa sebegitu takutnya Omjay? Hehee.. biarlah menjadi rahasia beliau saja.
Ada masa - masa bujangan beliau yang  mulai mengenal cinta. Apalagi sebagai Abang asli Jakarta, yang lahir dan besar di sana, pasti banyak pengalaman  dibanding pemuda desa. Tapi jangan salah beliau itu tidak seperti itu, beliau seorang  yang  mengagungkan cinta. Cinta yang datang berlandaskan agama, cinta yang membawanya ke syurga. Mantap.
Masih banyak kisah - kisah yang lainnya, satu persatu tersaji di dalam buku " 50 Tahun Lebih Dekat Dengan Om Jay" Kalau saya ceriakan semua di sini, tidak suprise lagi bukunya. Â Ayo, dibaca saja bukunya ya..
Yang jelas perkenalan penulis dengan beliau, sebagai awal adanya perubahan hidup pada diri penuls. Perubahan hidup ini, yang membawa penulis sampai ada di sini. Bisa berkenalan dengan  banyak orang, sahabat - sahabat terbaik dari seluruh Indonesia.Â
Beliau yang sejak awal penulis kenal, sampai saat ini, beliau tetap sama. Tidak sombong, tetap menjadi guru, bapak, kalak, sahabat dan teman yang baik. Kami selalu menjalin komunikasi dengan baik pula. Berlanjut berkomunikasi dengan keluarga besar beliau. Baik istri, anak atau saudara beliau. Semua wellcome, baik - baik semua.
Banyak perjalanan hidup saya, yang terus berubah dan berubah, tentunya betubah ke arah yang lebih baik, harus saya akui, jasa beliau turut mengantakan pencapaian yang lusr biasa ini. Maklumlah, penulis hidup di desa, yang tadinya tidak tahu apa - apa, sekarang menjadi seperti ini, juga berkat jasa beliau. Beliau tidak segan - segan memberi pengarahan, petunjuk dan saran - saran bermanfaat lainnya.
Apalagi dalam dunia literasi, beliau sebagai guru blogger Indonesia, penulis buku, penulis diberbagai blog, sangat mempengauhi mindset saya tentang literasi. Dengan seringnya melihat, membaca dan  menyimak tulisan - tulisan beliau, yang ringan, enak dibaca, mudah dipahami, mungkin juga mempengaruhi gaya tulisan saya. Iya apa tidak? Pembaca pasti bisa memberi penilaian.Â