Memiliki anak keturunan merupakan cita - cita mulia setiap manusia hidup bersama pasangannya. Dalam hal ini adalah pasangan yang sah menurut agama dan negara. Karena anak adalah mahkota keluarga yang akan meneruskan  estafet keberlangsungan manusia hidup di dunia.
Saya yang menikah di usia muda dan langsung mempunyai anak, tentu tak masalah dengan kelancaran ASI. Dan ketika harus rela menerima kehamilan anak  ke 5 diusia menjelang  50 tahun, ASI juga tak menjadi masalah. Berbeda dengan ibu muda jaman sekarang yang katanya ASI nya tidak mau keluar. Kenapa hal ini sampai terjadi? Saya pun bingung menjawab alasan pastinya.
Ketahuilah, sewaktu saya hamil dan melahirkan, saya menurut sekali pada perintah ibu saya terkait bermacam - macam pantangan yang harus dihindari. Baik berupa perbuatan maupun dari segi makanan.
Pada  masa - masa pasca melahirkan, dari anak pertama sampai ke lima, hingga 40 hari yang saya makan hanya sayur bening, dan tempe atau tahu. Itupun bukan tempe atau goreng, tapi tempe atau tahu yang dimasak tanpa minyak.  Boleh dinamakan tempe godog atau embes.
Makan memang harus banyak, berkali - kalipun tetap diperbolehkan, dan ini hanya berlaku sampai menjelang maghrib saja. Selebeihny berpantang makan di malam hari bagi ibu menyusui. Sayapun menurut aturan tersebut tanpa banyak bertanya.
Selain nasi, sayur bening, tempe godog, yang biasanya disediakan sebagai menu tambahan bagi  ibu menyusui adalah  jenis umbi - umbian yang di godog atau direbus. Sekali lagi, tidak boleh digoreng.
Minimal 2 kali sehari harus minum jamu uyup - uyup yang terbuat dari bahan jamu secara lengkap. Bahan jamu tersebut misalnya kunir, kencur, temu, panegowang, dan madih banyak lagi lainnya. Jamu ini lebih baik menumbuk sendiri agar kelengkapan bahannya terjaga dengan baik. Dan jamunya dibuat pahit tanpa gula, kalaupun mau pakai gula, dianjrkan hanya sedikit saja bersama garam juga sedikit saja.
Dalam hal mandi, ibu menyusui wajib mandi keramas pagi dan sore hari. Untuk menghibdari rasa dingin, maka mandi pagi jangan terlalu gasik dan mandi sore jangan terlalu sore, maksimal pukul. 17.00. Makanya jika ibu menyusui kebanyakan rambutnya rontok, karena 2 kali keramas tiap harinya.
Selanjutnya hal penting lainnya adalah pijet atau urut yang dilakukan oleh mbah dukun bayi. Di hari pertama sampai 7 hari, pijet atau urutdilakukan setiap hari. Selebihnya sampai 40 hari disesuaikan dengan kebutuhan.
Dan yang paling heroik dari masa - masa melahirkan dan menyusii, dari hari pertama sampai minimal 100 hari, perut harus tetap dalam kondisi kencang diikat memakai  2 buah setagen dengan istilah "bandhutan". Selama itu pula,  harus selalu memakai kain, tidak boleh memakai rok atau daster.  Hahaa.. jadi seperti  Ibu Kita Kartini 100 hari.
Dan masih ditambah lagi, setiap menyusui bayinya, harus sambil duduk dengan posisi bayi didekap erat. Jadi tidak boleh menyusui sambil tiduran. Ini kosekwensi dari dilarangnya tidur miring kanan atau kiri. Nah artinya, tidurnya itu harus tetap dalam posisi. terlentang.Â