Pondok pesantren atau sekolah asrama pada umumnya. sebaiknya menyediakan jam khusus bagi santrinya untuk menjalin komunikasi dengan orang tuanya. Pihak pondok akan membuat jadwal perorangan , kapan waktunya bisa telpon dengan ayah bundanya. Jika tidak demikian, anak - anak yang notabene membutuhkan sentuhan dan kasih orang tua, akan berbuat - neko - neko.
Pengalaman saya selama 6 tahun menyekolahkan anak di pondok pesantren, sudah banyak sekali mengalami  dan menghadapi permasalahan anak di pondok. Memang anak -anak yang terbiasa di rumah bersama orang tua, tentu sangat merasa tidak nyaman. Maka begitu ada berita / kabar yang membuat anak saya bersedih, tanpa pikir panjang saya langsung menyambangi putriku di pondok.
Tak ubahnya anak - anak yang di luar pondok, tingkat persaingan santri - santri pondok juga sangat tinggi. Maka orang tua harus selalu menasehati putra - putrinya agar tidak meracuni diri dengan hawa nafsu yang tidak berguna.karena akan membuat sia - sia ilmu yang didapatkan dengan susah payah.  Lakukan hal  ini setiap kesempatan ada penjengukan atau ada kepentingan urgen yang harus bertemu dengan anak - anak di pondok.
Disamping komunikasi intensif, sebenarnya saya cocok setuju  dengan  sistem Zonasi pada Penerimaan siswa baru, hal ini bertujuan tidak terkonsentrasinya anak sekolah pada institusi / lembaga pendidikan tertentu, jika sistem Zonasi ini diterapkan pada lembaga pendidikan asrama yang kebanyakan masih berstatus swasta, saya sangat setuju sekali.  Dengan demikian, sekolah asrama di daerah sendiri layak untuk diperhitungkan, dan demi kemajuan lembaga tersebut.Â
Dengan sistem Zonasi, yang terkait dengan jarak, akan memudahkan orang tua untuk  SEGERA mengambil tindakan kunjungan jika ada berita yang urgen tentang putra - putri yang sedang bersekolah di asrama. Dengan gerak cepat yang tidak memerlukan waktu yang lama, juga akan semakin menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh putra - putrinya.
Masih terkait dengan Zonasi, rejeki manusia kadang ada di atas / kadang juaga ada di bawah. ini pun harus dipertimbangkan secara matang oleh para orang tua. Tentunya erat dengan pergerakan orang tua  jika rezeki sedang berkurang, sekolah asrama anaknya jauh, yang pada akhirnya menunda pertemuan dengan buah hatinya. Jika ini terjadi, maka masalah akan timbul pada diri anak kita di pondok. Maka jalan terbaik adalah menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan berasrama yang dekat dari rumah.
Inilah yang dimaksud oleh saya tentang peran orang tua tetap yang utama, jika anak- anak yang bersekolah di asrama akn menuai keberhasilan, Mulai dari adanya komunikasi yang intensif, jarak sekolah dari rumah, juga dari segi finansial orang tua. Jika para orang tua menyadari hal ini, pasti tidak akan membiarkan atau hanya menyerahkan begitu saja anak - anaknya pada lembaga pendidikan asrama, apalagi jika jarak ya jauh, keuangan orang tua kurang mendukung, bisa menjadi fatal akibatnya.
Demikian paparan dari saya, karena saya sudah mengalaminya, jadi begitulah seharusnya para orang tua bersikap. Jangan lupa.. terus berdoa buat kebaikan anak - anak kita. ..Semoga  bermanfaat. Aamiin..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H