Alhamdulillah, walaupun Sudah tenang di alam kubur, amanahnya dapat dilaksanakan dengan lancar. Dengan niat birrul walidain, semoga apa yang pernah diucapkan oleh almarhum baik adanya, serta lebih menenangkannya di alam kubur, karena bakti anak - anak yang sholih dan sholihah.
Setelah anaknya selesai sunatan, harusnya Om Joko segera kembali terbang ke Jepang. Namun, begitulah manusia, dari semua yang  sudah direncanakan, dengan kangen yang masih terus bergelayut. Sampai waktu libur habis, belum ada rencana kembali ke Jepang. Maklum saja, sekian tahun tak jumpa keluarga, tidak mudah untuk meninggalkannya secepat kilat.
Alhamdulillah walaupun masa liburan / cuti dilanggarnya sekian lama, Â serta koneksi yang terus diintensifkan dengan pihak - pihak perusahaan di Jepang. Juga kemurahan dari Allah SWT, adikku bisa diterima kembali untuk bekerja di jepang.
Siapa si orangnya yang tak ingin bekerja di negeri sendiri tanpa susah - susah jauh dari keluarga. Seperti adikku ini, awal ke Jepang itu semenjak lulus dari Politeknik Undip Semarang. Terus ikut program  magang ke Jepang.  Sampai ketemu jodoh juga di Jepang, walau sama asli Indonesia.
Setelah ada kesempatan pulang dan  ingin bekerja di Indonesia,  sudah dicoba juga. Berbagai perusahaan, baik besar maupun kecil pernah digelutinya.. Rupanya berkali - kali dicoba belum berjodoh dengan perusahaan di dalam negeri. Terakhir bekerja di PLTU Batang jawa Tengah
Akhirnya mau tidak mau, pilih kerja di Jepang kembali. Dengan berbagai jaminan di sana, bisa mencukupi keluarga, membahagiakan orang tua. Saya sebagai saudara juga bangga, dia sebagai anak bontot  bisa menjadi  penyangga utama kehidupan ibuku di masa tuanya. semoga adikku di negeri orang bisa beradaptasi dengan baik, bisa terus menjaga nama baik bangsa dan negara, mendapatkan rejeki yang melimpah dan halal tentunya.
Dari sekelumit cerita ini, semoga para pemangku kepentingan ketenagakerjaan di Indonesia dan perusahaan- perusahaan di Indonesia, akan  lebih mementingkan tenaga kerja anak bangsa sendiri ketimbabg tenaga kerja asing. Agar tenaga- tenaga handal  anak bangsa, sebagai aset brilian, turut membangun negara dengan ilmu pengetahuannya.
Atau jika tetap seperti ini,  tenaga kerja Indonesia yang banyak lari ke luar negeri merupakan komoditas ekspor yang tinggi  nilainya. Ya sudahlah, kita berpikir bijaksana saja, dimanapun kita bekerja, jika diniatkan untuk ibadah, mencukupi kebutuhan keluarga, mengangkat derajat orang tua, Insya Alloh, Alloh SWT akan meridhoinya. Aamiin