Ia tambah tidak konsentrasi dan saat itu tiba-tiba tidak sadar. Saya menghubungi keluarganya yang ada di Gelaman, akhirnya sekeluarga menuju warung di mangong-mangong tempat kami berdua, saat itu ustaz isro' tidak sadarkan diri.
Setibanya keluarga ustaz isro' ke tempat itu, akhirnya memutuskan ustaz isro' agar di bawa ke puskesmas Arjasa. Kontan mendengar saya dan ustaz isro' mengalami musibah hampir separuh masyarakat Gelaman mendatangi puskesmas arjasa, menjenguk kami berdua.
Kurang lebih 2 hari bermalam di puskesmas, dan keluarganya juga ustaz isro' meminta pulang. Saat itu ustaz isro masih belum normal kembali ingatannya, ia masih sok atau terkena gangguan makhluk halus. Hingga keluarganya, mengundang tabib atau dukun dari angon-angon kalau gak keliru untuk mengobati ustaz isro'.
Selama kurang lebih 5 harian tidak sadar, akhirnya saya memutuskan mendatangi rumahnya di Kampung Masjid, dan saya berdua, saat itu ia meminta jalan berdua ke selah utara rumahnya, waktu itu masih tanah kosong dan toron-toronan, kata bahasa kangiaannya.
Ia ngobrol dengan saya, dan saya bertanya pada dia. Kek, begitu saya memanggilnya, sampean masih tidak sadar atau bagaimana ini. Terkadang sesekali kita berbahasa arab, hehe. Saya pun memaksa dia untuk menjawab, apakah ingatanmu sudah normal kembali atau bagaimana, nanti kalau belum normal ganti saya yang menjadi tabibnya. Dia tertawa.
Ya Allah, tanpa saya sangka-sangka, ia berbisik ke telinga saya, Kek, saya sudah sadar, tapi saya akan tetap pura pura tidak sebelum Ibu dan Bapak saya sholat. 🙏
Kemudian ia berbicara kepada ibu dan bapaknya, yang waktu itu ibu dan bapaknya masih menganggap ustaz isro' tidak sadar, padahal sudah sadar.
Hanya ia seakan bukan isro' yang ngomong tapi jin islam yang ngomong, meminta ibu dan bapaknya agar melaksanakan sholat.
Kalimatnya begini, Saya tidak akan keluar dari isro' sebelum ibu dan bapaknya sholat setelah mendengar itu ibu dan bapaknya sholat dan akhirnya keesokan harinya Ustaz Isro' telah sadar kembali dan memimpin drama pada pelaksanaan nuzulul qur'an di rumah saya, 6 hari setelah kejadian itu.
Ustaz Isro' dan saya tidak hanya satu organisasi pemuda di Gelaman, juga satu organisasi kemahasiswaan, beliau aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan juga sama seperti saya.
Beberapa bulan yang lalu saya berkunjung kerumahnya di Situbondo karena sangat lama sekali, bertahun- tahun tidak bertemu. Obrolan tidak pernah beranjak kemana-mana selain, bagaimana desa kita, bagaimana kawan-kawan pemuda, bagaimana santri dari Gelaman, sesekali kita ngobrol tentang kebersamaan dan persatuan masyarakat Gelaman, dan seterusnya.