Daku begitu paham sejatinya siapapun kelak akan bertemu ajalnya, suka atau tidak suka yang ditinggalkan harus lapang menerima, pastilah berduka tidak mungkin tidak, pastilah bersedih tidak mungkin tidak.
Tenanglah, berjalanlah ke tempatmu selanjutnya dengan damai dan tentram. Jika benar dapat melihatku yang masih di dunia, tolong jangan turut menangis ketika daku menangis, tolong jangan merasa berat ketika daku tidak bisa lapang.
Berbahagialah, nikmatilah setiap nikmat di tempat barumu, terutama nikmat sehat yang tidak kau rasakan di hari-hari terakhir nafasmu, benar kan sudah tidak sakit lagi?
Terakhir, perkenankan daku bertanya hal yang terus mengganjal dibenakku. Walau jika dikau menjawab dengan jujur, mungkin daku tidak akan mendengarnya. Tapi, jika seandainya masih ada kesempatan untuk terus membersamaiku, akankah dikau tetap memilih meninggalkanku?
Setelah selesai membacanya, kuhabiskan sepanjang malam dan dini hariku untuk meratapi keduanya. Bahkan jika aku diberikan kesempatan untuk bertanya sebelum mereka pergi, akupun benar-benar akan bertanya hal serupa. Tapi, kematian adalah takdir, bukan pilihan.
Pak, bu? Sudahkah kalian bertemu kembali?
Bersenang-senanglah, kerinduan yang berlayar beberapa tahun terakhir sudah menemui dermaganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H